Kerinduan akan kebersamaan dengan seseorang yang telah tiada sungguh membekas dan menyesakkan dada.
-Mimika Pamela-
Salah satu tindakan ketika melihat seseorang yang telah lama tak bertemu dan orang itu sangat berarti dalam hidupmu adalah menyambutnya dengan sebuah pelukan hangat. Persis seperti pemandangan yang terlihat di depan pintu menjadi saksi atas kembalinya Monika Pamela—Ibu kandung dari Mimika Pamela yang telah lama merantau ke negara tetangga.
Selama ini Monika terus mencari nafkah untuk kehidupan yang layak untuk putri semata wayangnya dan putra dari sahabatnya.
Doreko Rebon, seorang putra yang ditinggal oleh ayahnya sejak kecil. Mereka dipisahkan oleh maut. Ayah Doreko mengalami kecelakaan tunggal saat sedang berada dalam perjalanan menuju ke bandara untuk tugas dinas. Ibu kandungnya meninggal karena sakit keras. Lantaran kasihan dengan Doreko, pada akhirnya Monika memutuskan untuk membawa Doreko tinggal di rumahnya.
Pada awalnya keuangan Monika stabil dengan dukungan dari suaminya, tapi nyatanya Gilbert Austin malah berselingkuh dengan atasannya. Pada akhirnya mereka bercerai dan Monika pun meninggalkan Mimika dan Doreko hanya berdua di rumah.
Waktu demi waktu terlewati begitu saja. Doreko mampu menjaga Mimika selama ini dengan baik, tapi siapa sangka Doreko pergi begitu cepat. Monika yang mendapat kabar dari Mimika pun langsung segera mengambil jadwal cuti untuk kembali ke Indonesia.
"Ma, aku kangen," ucap Mimika. Setelah mereka sudah melepaskan pelukan.
"Mama juga kangen sama Mika,” balas Monika.
Monika menepuk pelan bahu Mimika. "Lebih baik kita masuk ke dalam dulu ya," kata Monika, kemudian mendorong kopernya masuk ke dalam diikuti Mimika dari belakang. Sebelumnya, tidak lupa untuk Mimika menutup pintu dan langsung mengunci pintu.
Koper miliknya ia taruh di dalam kamar yang telah lama tak ia tempati sembari melihat-lihat dan menyapu seisi ruang dengan sepasang matanya.
"Tidak ada yang berubah," ucap Monika, begitu ia melihat Mimika masuk ke dalam kamar utama—yang letaknya berada di lantai dasar—tepatnya di samping pintu utama.
Mimika berjalan menghampiri Monika dengan membawa sebuah gelas kaca berukuran sedang berisi air putih dan sepotong lemon.
"Makasih, Sayang."
"Sama-sama, Ma."
Sewaktu Monika masuk ke dalam kamar, dengan inisiatif sendiri Mimika langsung pergi ke dapur dan membuatkan minum untuk mamanya.
Mengingat cuaca di luar agak panas, Mimika mengambil botol kaca berisi air dingin dan satu buah lemon dari dalam kulkas. Dia memotong lemon membentuk potongan tipis dengan pisau di atas talenan, kemudian ia taruh ke dalam gelas kaca yang telah ia siapkan dan menuangkan air dingin ke dalam. Setelahnya ia isi penuh air biasa ke dalam botol kaca dan tak lupa untuk memasukkan sisa lemon ke dalam kulkas serta mencuci bersih talenan dan pisau bekas pakai dengan sabun cuci piring, barulah ia berjalan pergi ke kamar utama.