Penglihatan ini lebih terlihat seperti mimpi daripada nyata, tapi aku ingin waktu tetap dapat berjalan seperti sekarang. Waktu berjalan dengan adanya dirimu di sisiku.
-Mimika Pamela-
Mimika mengangkat tangannya di udara. Dia mencoba untuk menyentuh tangan seseorang yang sangat ia inginkan sekarang. Jarak semakin dekat dan rasa dingin semakin kentara. Mimika merasakan hal yang sangat tidak biasa. Begitu hampir tersentuh, sosok Doreko langsung menghilang begitu saja. Raut wajah kecewa Mimika langsung tercetak jelas.
Mimika melihat ke segala arah dalam kamarnya dan mencoba menemukan keberadaan Doreko. "Aku yakin barusan melihatmu dengan jelas. Tolong keluarlah sekarang," sambil bicara sendiri seperti orang gila.
"Ayo, keluarlah. Aku mohon," ucapnya putus asa.
Mimika terduduk di lantai. Dia menunduk melihat lantai kamar bercorak kayu dengan tatapan kosong.
Rasanya terlalu hampa tanpa adanya Doreko di sisi Mimika. Mimika merasa kesepian, padahal mamanya sedang berada satu atap dengannya. Doreko salah satu alasan menjadikan senyumannya tidak pudar selama ini. Berkat kehadiran Doreko membuat Mimika sedikit melupakan keretakan yang terjadi dalam keluarganya. Apa daya sekarang dia kehilangan Doreko. Seketika ruang dalam dirinya terasa sangat kosong seperti bernyawa, tapi terasa tak sedang hidup.
Aku akan selalu ada untukmu. Jangan sedih lagi.
Mimika menengadah kepala ke atas, begitu mendengar suara Doreko. "Kamu masih di sini ... Kamu nyata."
Ya … Aku ada di sini. Selalu bersamamu.
"Kenapa aku bisa lihat kamu?" tanya Mimika keheranan. “Tapi, tidak apa-apa. Aku bisa lihat kamu, tandanya kamu tidak bakal ke mana-mana lagi. Kamu tetap aja di sini, ya. Selalu di dekat aku. Pastikan kamu tidak bohong lagi sama aku.”
Tidak ada balasan dari Doreko. Raut wajahnya datar. Mimika lalu sadar, ketika melihat Doreko tidak menginjak kakinya di tanah, namun ia tidak ingin kehilangan Doreko lagi. Dia memilih untuk diam dan berpura-pura tidak tahu apa pun.
Mimika berpikir mungkin ini cara terbaik agar Doreko tidak pergi lagi dari hidupnya. Dia masih butuh sosok Doreko. Entah dalam apa pun wujudnya. Terpenting bagi Mimika sekarang Doreko ada bersamanya.
"Aku mau tidur," kata Mimika.
Selamat malam.
"Jangan ke mana-mana, ya,” pintanya.
Doreko tersenyum persis seperti Doreko yang biasanya, bila Mimika sudah meminta sesuatu darinya. Mimika kemudian bangkit berdiri dan berjalan menuju ke tempat tidurnya. Dia berbaring di ranjang. Secepat kilat Doreko sudah berada di sampingnya. Mimika terlihat kaget, namun dengan segera ia dapat langsung menyembunyikan kekagetannya.
"Awas, ya. Jangan ke mana-mana kamu. Tetap di sini aja," ancam Mimika.
Mimika perlahan menutup kedua matanya dan berusaha untuk tidur, tapi tidak bisa sama sekali. Perlahan dia membuka salah satu matanya dan mengintip apakah Doreko masih ada di sampingnya apa tidak dan rupanya Doreko masih ada. Doreko menatap lekat wajah Mimika. Mimika langsung kembali menutup matanya dan perlahan dia masuk ke alam mimpi dan terlelap, hingga cahaya pagi menjemputnya.
****************
Mimika hampir telat tadi, bila tidak segera dibangunkan oleh Monika. Mimika masih belum terbiasa untuk bangun pagi-pagi sendiri. Biasanya Doreko yang selalu membangunkan Mimika.