"Kamu tinggal sendirian di sini?" tebak Alfredo.
"Iya," jawab Mimika pelan.
"Di mana orang tuamu?"
"Kerja."
Merasa seperti pertanyaannya barusan kurang cocok untuk ditanyakan pada waktu seperti ini, Alfredo lantas membuka tasnya dan mengambil keluar sebuah buku tulis.
Alfredo menunjukkannya di depan Mimika. “Ini buku catatan buat pelajaran tadi. Untuk pelajaran lain sudah aku tulis di secarik kertas yang ada di lembaran depan buku ini.”
Dia beranjak dari ranjang dan pergi menaruh buku tulis miliknya di atas meja belajar. "Aku taruh di atas meja. Nanti kalau kamu udah tidak pusing baru buka.”
Mimika mengangguk. Alfredo berjalan kembali ke tempat di mana Mimika berada. Dia memegang kening Mimika dengan tangan kanannya.
"Sudah tidak panas," gumam Alfredo, sedangkan raut wajah Mimika merona. "Tapi, kok …mukamu merah sekali, ya?"
Refleks Mimika balas ucapan Alfredo, "Kamu jangan terlalu dekat kek gini dong. Aku kan jadi malu."
Alfredo membelalak matanya. Betapa beruntung karena matanya tidak lepas dari empunya. Alfredo kemudian mengedipkan matanya beberapa kali. Kembali sadar dan kembali ke kenyataan, Alfredo menurunkan tangannya.
Suara perut berbunyi tiba-tiba terdengar. Asalnya dari perut Mimika. Mimika mengerucutkan bibirnya di depan Alfredo.
"Jangan ketawa," perintah Mimika.
Alfredo yang semula ketawa langsung berhenti.
"Kamu pasti udah lapar sekali," ucap Alfredo.
Alfredo berpikir sejenak, lalu tiba-tiba dia punya sebuah ide.
“Di dapurmu ada bahan buat masak?" tanya Alfredo dengan sedikit keraguan.
Mimika mencoba berpikir sebentar, lalu menjawab, “Kayaknya tidak ada deh. Aku belum belanja."
"Beras aja, ada?"
"Ada, kalau itu."
"Aku pinjam pakai dapurmu, ya?" izin Alfredo.
"Silahkan. Dengan senang hati,” kata Mimika, namun pada detik berikutnya, Mimika sudah menaikkan salah satu alisnya. “Tapi, memangnya kamu bisa masak?"
Alfredo menarik sedikit sudut bibir kanannya ke atas, lalu bertanya, “Kamu meragukanku?"
Mimika terkekeh. "Aku ikut."
"Kamu di sini aja," tolak Alfredo.
"Aku bisa kok," ucap Mimika. Mimika mencoba beranjak dari ranjang. Alfredo hendak membantunya, tapi Mimika langsung menepis tangan Alfredo.
"Tuh, lihat … Bisa, kan?" Mimika terlihat seperti sudah sembuh begitu berdiri.