BENANG MERAH

Huang Wiwin
Chapter #14

Part 14 Pertemuan Pertama

"Siapa kamu? Kenapa kamu bisa masuk ke dalam rumahku?” Selidik Mimika, begitu melihat sosok seseorang yang berjenis kelamin berbeda dengannya dan, tampak sebaya dengannya sedang duduk di sofa yang berada di ruang tamu.

Anak itu hanya terdiam dan menatap Mimika dengan tatapan kosong. Mimika langsung menghampirinya dan kembali menanyakannya dengan pertanyaan lain. "Kenapa kamu diam aja? Kamu tidak bisa bicara ya?"

"Mika," panggil Monika–yang barusan keluar dari kamarnya. Dia melambaikan tangan di udara. “Sini, kemari bentar. Ada yang mau Mama sampaikan ke kamu.”

"Mika, anak itu namanya Doreko Rebon. Anaknya tante Rosalia, sahabatnya Mama.” Monika menerangkan sambil menunjuk ke tempat di mana Doreko berada, begitu Mimika menghampirinya. "Kamu masih ingat kan sama tante Rosalia?" lanjutnya dengan melayangkan pertanyaan ke Mimika.

Mimika terlihat sedang berpikir keras, lalu ia teringat dengan seorang tante yang cantiknya seperti peri. Tante yang pernah datang ke rumahnya, tapi hanya sekali dan itu pun sudah lama sekali.

"Mika ingat! Tante cantik yang pernah kasih Mika banyak permen!” Seru Mimika dengan penuh kegembiraan.

Monika mengelus kepala Mimika. "Pintarnya anak Mama," puji Monika, “nah, jadi anaknya tante Rosalia mulai hari ini tinggal bareng dengan kita. Di atas kan ada kamar kosong, jadi biarkan Doreko tidur di sana ya," lanjutnya. Monika melemparkan senyuman lembut di akhir.

Mimika masih tampak bingung, meski sudah berusaha mencerna perkataan Monika. "Kenapa begitu, Ma? Memangnya dia tidak punya rumah?"

Monika memegang kedua bahu Mimika dengan kedua tangannya di tempat masing-masing. "Doreko sudah tidak punya siapa-siapa sekarang Sayang, jadi kita berdua .…” Sambil menunjuk dirinya sendiri dengan tangan kanannya, lalu menunjuk Mimika. "…. Dan, papa, sekarang adalah keluarga satu-satunya yang dia miliki."

"Ke mana papa dan mamanya?" tanya Mimika dengan polosnya.

Monika berpikir sejenak. Dia menjawab, “Mereka sudah tinggal jauh sekali di atas awan dan mereka bahagia di sana. Suatu saat juga, baik Mama dan papa, Mika dan Doreko juga akan sama seperti papa dan mamanya Doreko."

"Apa papa dan mamanya tidak bisa kembali lagi?" tanya Mimika. “Kalau nanti aku tidak bisa melihat Mama dan papa, pasti aku sedih sekali," ungkapnya.

"Tuhan lebih sayang sama mereka seperti rasa sayangnya Mama dan papa ke Mika," kata Monika. Dia menepuk pelan bahu Mimika. "Mama yakin kalian pasti bisa cepat akrab. Doreko seumuran sama Mika loh.”

Sepasang mata Mimika lantas berbinar-binar. "Benarkah umur kita sama?" tanyanya.

Mimika langsung mendapatkan sebuah anggukan dari Monika.

"Yey!" seru Mimika, “aku punya teman main," lanjutnya dengan girang.

Lihat selengkapnya