BENANG MERAH

Huang Wiwin
Chapter #32

Part 32 Pagi Yang Cerah

Bersama denganmu adalah hal yang paling kunantikan. Waktu yang terlewati menjadi lebih berarti saat berada di dekatmu.

-Alfredo Gotama-


Hari ini semangat pagi Alfredo membara. Terlihat dari raut wajahnya saat ini. Cerah dan ceria bercampur menjadi satu padu. Dia bersenandung sembari mengoleskan selai di atas roti yang sudah ia panggang beberapa menit yang lalu.

Dia telah selesai menyiapkan sarapan pagi untuk dirinya dan Mimika. Dia memilih untuk menunggu Mimika keluar dari kamar tamu dengan duduk di atas sofa yang berada di ruang tamu sembari menonton televisi.

Siaran televisi di pagi hari lebih banyak seputar berita dan film kartun. Alfredo dengan malas menekan tombol selanjutnya melalui sebuah alat pengendali jarak jauh, hingga kembali ke siaran awal.

"Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Mimika heran.

Alfredo menoleh ke asal suara. Dia langsung mematikan saluran televisi melalui alat yang dipegangnya, lalu dia menaruhnya di atas meja.

Dengan segera Alfredo beranjak dari sofa dan berjalan menghampiri Mimika. "Kamu sudah selesai?"

Bukannya menjawab, justru alih-alih Mimika yang malah bertanya ke Alfredo, "Ngomong-ngomong, hari ini kamu agak berbeda, ya?"

Alfredo menaikkan salah satu alisnya. "Masa?"

Mimika menaruh tangannya di dagu sembari kedua bola matanya dengan fokus meneliti wajah Alfredo.

Alfredo lantas tertawa kecil. Dia meraih tangan kiri Mimika dan membawanya ke ruang makan. Mimika sedikit terkejut, namun begitu Alfredo melepaskan pegangan tangan mereka, lalu mendorong kursi untuknya, Mimika pun langsung tersenyum padanya.

"Mari, silahkan duduk," kata Alfredo.

Begitu Mimika sudah duduk, Alfredo langsung menarik kursi dan duduk di samping Mimika.

Mimika menoleh ke samping. "Ini semua kamu yang buat?"

Alfredo mengangguk. "Iya. Biar kamu tidak kelaparan."

Mimika tersipu malu. "Sesekali biar aku yang masak deh."

"Beneran, ya?" tanya Alfredo memastikan.

Mimika menarik sedikit sudut bibirnya. Ia tersenyum singkat. "Tentu saja. Kamu sudah memperlakukan aku dengan baik."

Mimika yang terlanjur malu langsung menghindar dari tatapan Alfredo. Dia langsung mengambil roti bakar di depannya. Menggigit dan mengunyah pelan. Terlihat ia sangat menikmati makanannya.

Alfredo diam-diam mengulum senyum di sampingnya. Dia ikut menyantap makanannya sembari sesekali melihat ke arah Mimika.

"Tante ke mana?" tanya Mimika.

"Mama palingan ke pasar," jawab Alfredo.

Tidak ada percakapan lagi di antara keduanya. Alfredo membersihkan dan membereskan semua alat yang sudah mereka pakai. Ia tidak membiarkan Mimika membantunya.

Mimika menunggu Alfredo di ruang tamu. Dia duduk di sofa sembari mengecek lukanya. Perbannya sudah ia singkap dan hanya diolesi dengan salep yang diresep dari dokter agar lukanya tidak meninggalkan bekas.

"Sini, aku bantuin."

Lihat selengkapnya