BENANG MERAH

Huang Wiwin
Chapter #36

Part 36 Melewati Bersama

Menatap lekat wajah Mimika yang tertidur membuat Alfredo melupakan niat awalnya. Mimika terlihat agak kurang nyaman dengan posisinya sekarang. Alfredo langsung bangkit berdiri.

Dia menarik pelan kedua bahu Mimika dan dengan cepat menjulurkan lengan kirinya agar dapat menyangga kepala Mimika. Dengan perlahan dia membalikkan tubuh Mimika agar menghadap ke arahnya. Setelah itu tangan kirinya turun mengelilingi punggung Mimika, hingga membuat Mimika bersandar di dadanya. Lengan lainnya di belakang lutut Mimika.

Alfredo melihat kedua mata Mimika masih tertutup rapat. Tidak terbangun sama sekali. Alfredo mulai mengangkat Mimika, hingga sekarang Mimika berada dalam gendongannya. Alfredo langsung membawanya ke lantai dua, kamar Mimika–dengan membuka pintu kamar Mimika.

Dia merebahkan Mimika di ranjang dan tak lupa untuk menyelimuti tubuh Mimika dengan selimut. Dia kembali menatap wajah Mimika yang sedang terlelap. Sulit untuk melewatkannya.

Waktu berlalu sudah hampir tiga puluh menit dengan memandang wajah Mimika sembari duduk di pinggir ranjang. Alfredo melihat ke arah jendela kamar Mimika. Dia baru sadar waktu sudah berlalu cukup lama.

Di luar sudah mulai gelap. Cahaya dari langit sudah tak terlihat. Alfredo pergi menyalakan lampu kecil, kemudian keluar dari kamar Mimika. Sebelum itu, dia sempat melihat ke arah di mana Mimika sedang terbaring. Dia menarik kedua sudut bibirnya, lalu menutup pintu kamar Mimika.

Alfredo turun ke bawah untuk pergi masak. Dia mau sebelum Mimika terbangun dari tidurnya, makanan sudah tersaji di atas meja makan.

Kondisi di dalam kamar Mimika tampak sunyi. Doreko tiba-tiba menampakkan dirinya. Tangannya terulur untuk menyentuh wajah Mimika, tapi langsung dia hentikan. Dia mengurungkan niatnya dan langsung mundur secara teratur. Dia memilih untuk melihat Mimika dari sudut kamar.

Mimika tiba-tiba terbangun dari tidurnya. Dia mengusap pelan kedua matanya dan mengerjapkan matanya selama beberapa kali.

Sebelum Mimika menyadari kehadiran Doreko di dalam kamarnya, Doreko sudah terlebih dulu menghilang.

Mimika melihat ke segala arah dan tak menemukan sosok Alfredo dalam kamarnya.

Dia pasti menggendongku lagi, pikir Mimika.

Menunggu selama hampir satu menit, barulah dia turun dari ranjang dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka, lalu turun ke bawah.

Alfredo terlihat sedang sibuk menata meja. Dengan sengaja Mimika berjalan perlahan ke tempat Alfredo. Dia berniat mengejutkan Alfredo, namun yang terjadi justru ia sendiri yang terkejut. Lantaran Alfredo tiba-tiba berbalik. Dia hampir terjungkal ke belakang, andai saja tangan Alfredo tidak sigap untuk memegang pinggangnya, mungkin dia sudah jatuh ke lantai yang dingin.

Tatapan mereka berdua saling beradu, hingga sebuah nada dering terdengar dan mereka langsung berdiri dengan benar.

Suasana menjadi agak canggung. Alfredo membuka suara, "Ada panggilan untukku." Alfredo kemudian berjalan pergi dari ruang makan dan mengambil ponselnya yang berada di ruang tamu.

Mimika segera duduk ke salah satu kursi yang ada di ruang makan. Mimika menempatkan kedua pipinya dengan kedua telapak tangan di atas meja. Mimika membawa dirinya masuk dalam lamunan.

Tidak butuh waktu lama untuk Alfredo kembali ke ruang makan. Suara geretan terdengar seiring dengan dorongan pada kursi di samping Mimika. Mimika lantas menoleh ke samping. Alfredo langsung duduk di sampingnya.

Alfredo menatap Mimika dengan raut wajah serius. "Sudah lama nunggunya?"

Lihat selengkapnya