Waktu berlalu dengan cepat dan tanpa terasa masa ujian sudah selesai dan hasil sudah keluar. Mimika mendapati peringkat pertama dan Alfredo menjadi yang kedua.
"Tidak sia-sia kita belajar bersama," kata Alfredo.
Mimika hanya tersenyum membalas perkataan Alfredo, sedangkan Linda yang melihat interaksi antara keduanya hanya bisa tersenyum kecil.
"Selamat untuk kalian berdua!" seru Paul.
Mereka berdua tengah berada di rumah Linda untuk merayakan kelulusan mereka berdua. Tak lupa Alfredo mengundang Paul dalam acara perayaan mereka.
"Terima kasih, Om!" sahut Alfredo dan Mimika berbarengan.
Linda berdeham. "Kalian berdua berencana mau kuliah di mana dan jurusan apa?"
"Aku ikut Mika saja," jawab Alfredo.
Otomatis semua pandangan jatuh ke Mimika. Mimika melirik mereka satu per satu, lalu mengedipkan matanya sekali. Dia menjawab, "Aku masih belum tahu mau kuliah di mana, tapi yang pastinya aku ingin mengambil jurusan Psikologi."
"Bagus itu." seru Paul, "Om akan mendukung kamu," lanjutnya.
"Makasih, Om," ucap Mimika.
Linda melihat ke arah Alfredo. "Kamu masih tetap mau ikut Mimika?"
Alfredo terdiam di tempat. Dia bingung mau merespon seperti apa, lantaran jurusan yang Mimika pilih bertolak belakang dengan yang dia inginkan.
Mimika membuka suara. "Ambil jurusan yang kamu mau seperti Seni, mungkin."
"Dari mana ...."
"Kamu kan pernah gambar wajahku. Di buku catatanmu itu," potong Mimika.
Refleks kedua matanya membelalak. "Kamu ... Jadi, kamu lihat coretan itu?"
Mimika tertawa kecil. "Bagus banget kok. Aku suka dengan gambarmu."
"Aku kira kamu tidak melihatnya," ucap Alfredo.
Linda mengulum sebuah senyuman, sedangkan Paul tidak mengerti arah pembicaraan mereka berdua.
Linda mengalihkan perhatian mereka. "Kita sudahi dulu. Sekarang waktunya untuk makan. Sudah lapar, bukan?"
"Selamat makan, Om, Tante," ucap Mimika.
"Selamat makan semuanya," kata Alfredo, Linda, dan Paul berbarengan.
Linda menyelipkan sebuah senyuman dan menjadi bagian pembuka untuk menikmati hidangan makanan yang ada di depan mereka, kemudian disusul Paul dan terakhir Mimika dan Alfredo.
Ruang makan menjadi suasana yang hidup. Mereka berbagi canda dan tawa diselingi dengan saling memuji satu sama lain.
****************