Benang Merah

Bulan Purnama
Chapter #30

Kebahagiaan Ibu

"Biarkan saja, Nduk, tidak perlu dicuci, biar nanti Ibu yang mencucinya..."

Aku tertegun melihat ibu meninggalkan meja makan dengan membawa piring-piring kotor sambil berkata demikian.

Rupanya, ibu begitu terprogram dengan kata-katanya sehingga ketika mencuci piring sendiri, tanpa sadar ibu mengatakan hal yang sama seperti yang dia katakan kepadaku ketika aku hendak mencuci piring.

Aku menemani ibu mengobrol di tempat cuci piring. Ibu membilas piring-piring kotor dengan air bekas yang ditampung dalam baskom. Setelah ibu membuang air di baskom, ibu baru menyalakan keran untuk membilas piring untuk terakhir kalinya, dan ibu menaruh baskom kosong di bawah keran untuk menampung air bekas bilasan terakhir piring. Air dari bilasan terakhir digunakan untuk mencuci piring berikutnya.

Keteraturan Ibu terkadang membuat aku tak sabar.

"Waktu Ibu masih kecil, ibu harus menimba air dari sumur yang dalamnya puluhan meter, begitu dalam sampai yang terlihat hanya lingkaran kecil di permukaan sumur. Dan embernya sangat berat, ibu harus menimba setiap kali mencuci piring, baju, dan mandi, jadi Ibu sangat menghargai setiap tetesan air yang ditimba"

Mataku langsung berkaca-kaca.

Aku lupa, ibuku pun mempunyai ceritanya sendiri. Cerita dalam kehidupannya yang membentuknya menjadi ibu seperti itu. Dia tidak ingin anak-anaknya mengalami kesulitan seperti dirinya, dengan caranya dia berusaha keras agar anaknya mudah kehidupannya. Dia ingin kesulitan itu berhenti di dalam dirinya dan tidak menurunkan kepada anak-anaknya. Itu yang dia pikir terbaik yang dapat dilakukan untuk anak anaknya.

Kini aku justru merasa kasihan padanya.

Selama ini ibu hanya berbicara, dan itupun demi kebaikanku sendiri, dan aku tak sabar. Aku mungkin tidak akan memaafkan diriku sendiri, jika suatu hari ibu berhenti berbicara...

Aku tak bisa membayangkan suatu hari nanti, ketika ibu akan diam selamanya...

Terimakasih Tuhan aku masih diberi waktu.


***


Kini, diusianya yang ke tujuhpuluh-tujuh tahun, ibuku masih aktif dalam segala hal. Disiplin dalam segala hal. Dan mengikuti segala hal yang dianggapnya baik.

Lihat selengkapnya