BENANG TAKDIR

Ira A. Margireta
Chapter #14

BAB 13

Daniel mengendarai mobilnya, ia akan menemui seseorang dengan petunjuk map-nya.

***

Oman datang dengan membonceng Nita. Oman memarkir sepedanya di depan teras rumah.

Sore yang akan menjelang maghrib. Dinda dan Rahma tengah mempersiapkan makanannya di atas meja, untuk makan bersama.

"Assalamu'alaikum," ucap Nita.

"Wa'alaikumsalam," jawab Rahma sembari menata makanan. Rahma penasaran dengan suara perempuan tersebut. Lalu ia menemuinya di teras.

"Nita, Oman," panggil Rahma.

"Hai Ma, gue dateng sama Oman, mana yang lain?" kata Nita.

"Aku sama Dinda di rumah. Ibu lagi antar makanan, terus Adnan sama Anisa lagi pergi," jelas Rahma.

"Berdua sama Dinda?" tanya Oman yang gak percaya sama perkataan Rahma.

"Ayo masuk, gak enak diluar," kata Rahma mengalihkan topik.

"Oh ya, Prista gak kamu ajak sekalian?" kata Rahma.

"Prista ikut Papa sama Mamanya di luar kota," jelas Rahma. "Dinda mana?"

Kemudian Dinda datang membawakan irisan buah.

"Lho kesini sama Oman?" tanya Dinda melewati mereka berdua yang duduk di ruang tengah.

"Ya mau gimana lagi, kenapa? Lo cemburu?" kata Nita, sepertinya ada ronde lagi.

"Gue? Cemburu? Gak lah! Lo aja kali yang cemburu," kata Dinda kesal.

"Haduh kalian ini pada ributin aku, bangga aku jadinya, ya nggak Ma," ledek Oman.

Rahma hanya tersenyum senang. Sedangkan Dinda dan Nita saling tatapan sinis.

Suara mobil masuk ke halaman rumah. Mobil hitam mengkilap membuat orang-orang di dalam rumah penasaran, siapakah dia?

Laki-laki itu keluar dari dalam mobil. Dinda memantau dari kaca jendela. Setelah mengetahui itu Daniel, ia pun bergegas menemuinya.

"Kak Daniel," panggil Dinda.

Daniel menoleh, "Hai Din," sapanya. Ia pun menghampiri Dinda yang berada di depan pintu.

"Kok Kak Daniel tahu rumahku?" tanya Dinda.

Daniel yang tadi senang kini menjadi kesal. "Kamu itu di telfon gak angkat-angkat, tahu gak aku nyariin kamu kemana-kemana," kata Daniel kesal.

"Nyariin aku apa nyariin Kak Anisa? Udahlah aku udah tahu Kakak nyari siapa, btw masuk yuk," kata Dinda menggandeng tangan Daniel masuk ke rumah.

"Ini kan, laki-laki waktu itu, siapa namanya?" kata Nita sembari berfikir keras.

"Daniel, namanya Daniel," kata Dinda. "Duduk sini Kak."

"Hai semua," sapa Daniel.

"Hai," jawab Rahma.

"Mau apa kesini? Nyari Dinda?" kata Oman.

"Oh itu-" kata Daniel terpotong.

"Nyari Kakakku lah, masa nyari aku," kata Dinda memperjelas yang dimaksud Daniel.

"Aduh, Anisa ni banyak banget ya yang suka, Adnan aja suka sama Anisa, kalau sampai Daniel suka sama Anisa berarti kalian saingan dong," Kata Nita memprovokasi.

"Saingan dengan cara yang sehat, iya kan Kak," jawab Dinda.

"Kalau Dinda, Dinda pilih mana antara Adnan sama Daniel?" tanya Nita.

"Kalau aku sih tergantung usahanya masing-masing," kata Dinda.

Percikan api ini akan menjadi api yang sangat besar kalau tidak ada yang memberhentikannya.

"Gimana kalau jodohnya Adnan, ya kan Adnan agamanya islam dan langsung dapet restu dari Ibunya Anisa. Apalagi keluarga Adnan sama Anisa deket, jadi menurutku Adnan pemenangnya," kata Nita terus mengoyak hati Dinda.

"Kehidupanku adalah kehidupanku, mau orang tua merestui tapi anak yang gak bahagia kan percuma, padahal anak adalah kunci kebahagiaan orang tua. Kalau anak bahagia, orang tua bahagia," kata Dinda yang juga mengoyak hati Nita.

"Iya, orang tua bahagia kalau anaknya bahagia. Siapa sih yang gak senang kalau orang tuanya melihat anaknya bahagia dalam pernikahannya. Yang jadi masalah itu Tuhan yang berbeda. Dalam surat Al Baqarah ayat 221 yang mengandung arti, dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik. Dan sebaliknya.” terang Nita.

Kemudian suara sepeda motor memasuki halaman rumah. Anisa terheran melihat mobil hitam terparkir di halaman rumah. Anisa turun dari sepeda motor, lalu masuk rumah.

"Assalamu'alaikum," ucap Anisa.

"Wa'alaikumsalam," jawab Rahma, Oman, Dinda, Nita dan Daniel bersamaan.

"Daniel," panggil Anisa. "Kukira mobilnya siapa."

Ekspresi Anisa tersenyum senang dengan kedatangan Daniel.

Kemudian Adnan menyusul masuk ke rumah.

"Assalamu'alaikum," ucap Adnan.

Wa'alaikumsalam," jawab Rahma, Oman, Dinda, Nita dan Daniel bersamaan.

Adnan melihat Daniel langsung ganti ekspresi kesal. "Kenapa laki-laki itu masuk ke rumah Anisa," kata Adnan dalam hati.

"Bentar, aku ke dapur dulu, mau taruh bahan makanan ini," kata Anisa lalu berjalan ke dapur.

Adnan duduk di samping Daniel.

Kemudian Anisa menyusul di ruang tamu. "Bentar lagi mau buka puasa, ayo ke ruang tengah," ajak Anisa.

Perlahan-lahan Adnan, Daniel, Oman, Rahma, Dinda dan Oman menyusul Anisa ke ruang tengah.

"Kita tunggu Ibu pulang dulu," kata Anisa yang kemudian duduk.

Lihat selengkapnya