BENANG TAKDIR

Ira A. Margireta
Chapter #19

Bab 18

Handphone Dinda berbunyi di atas meja. Kemudian Dinda melihat pesan tersebut.

"Jadi keluar kamu?" tanya Anisa yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar.

"Iya, gimana penampilanku? bagus?" tanya Dinda.

"Udah ok," kata Anisa.

"Senyum dong," kata Dinda.

Anisa pun senyum terpaksa. "Ya nggak gitu juga."

"Permisi Paket," ucap seorang laki-laki.

"Paket? kamu beli paket?" tanya Anisa.

"Beli sih, tapi di keterangan masih dikemas," kata Dinda heran.

"Coba kamu lihat," kata Anisa.

Dinda keluar dari kamar.

"Permisi paket," kata seorang laki-laki tersebut.

Setelah dilihat ternyata itu kelakuan Oman. "Ya elah gue kira lelaki tampan yang datang ke rumah gue, ternyata e lo," kata Dinda.

"Eh gini-gini banyak yang antri ye," kata Oman.

"Mau apa lo kesini?" tanya Dinda.

Anisa keluar dari kamar menyusul Dinda.

"Nih pesanan Mertua gue, Jagung manis," kata Oman sembari memberikan.

Dinda langsung mengambil, "Berapa nih?"

"Kalau buat calon istri sih gratis," kata Oman.

"Apa lo bilang? calon istri?" kata Dinda menahan rasa kesal. Anisa di belakang hanya tersenyum. Dinda mumukul Oman tapi Oman menghindar.

"Eh eh eh ada Nak Oman datang ke rumah Ibu," kata Ibu.

"Bu," panggil Oman sembari menoleh ke sumber suara, lalu mencium tangan Ibu Anisa.

"Ada apa kemari?" tanya Ibu.

"Oman bawa pesanan Ibu, jagung manis," kata Oman.

"Owh iya, Ibu sampai lupa, bentar ya Ibu ambil uang di dalam," kata Ibu.

"Gak usah Bu, buat Ibu aja," kata Oman.

"Kok gitu, ini jagungnya kamu kasih banyak lho," kata Ibu.

"Udah gapapa Bu, nanti kalau kurang Oman antar lagi," kata Oman.

"Jadi ngrepotin, ya sudah kalau begitu, makasih ya Man. Ini jagung manis Ibu buat martabak, kan calon mertua Ibu suka bakwan," kata Ibu.

"Hah?" ucap Oman bingung.

"Kamu lupa, calon menantu Ibu, si Adnan. Ibu sama Anisa mau ke rumahnya sekalian bawa bakwannya," kata Ibu.

"Owh, iya iya Bu, emang Pak Somat suka bakwan," kata Oman dengan ekspresi bingung.

Oman melihat Anisa kembali tidak senang.

"Ayo masuk, masa cuma ngantar jagung manis langsung pulang," kata Ibu.

"Iya Bu, masih banyak pesanan yang Oman antar," kata Oman.

"Owh, begitu, ya sudah begitu, lain kali kita ngobrol bareng, sudah lama lho Ibu gak ngobrol sama kamu," kata Ibu membuat Oman deg- deg an.

"Iya Bu, kalau begitu Oman permisi dulu, Assalamu'alaikum, Yuk Nis," kata Oman.

Anisa hanya tersenyum kaku.

*

Kemudian Oman pun tiba di rumahnya Rahma dengan membawa jagung manis. "Assalamu'alaikum," ucapnya.

"Wa'alaikumsalam," balas Rahma dari dalam.

Rahma memakai celemek, berjalan keluar menemui Oman.

"Oman," panggil Rahma.

"Ini Ma aku antar jagung manis pesananmu," kata Oman.

"Makasih ya Man, oh ya yuk masuk, cicipi masakanku," kata Rahma. "Ayolah."

Rahma masuk ke dalam lalu disusul Oman. Oman melihat sekitar lalu melihat sebuah foto masa kecilnya yang berusia 9 tahun.

Foto tersebut terdiri dari Rahma, Anisa, Dinda, Oman dan Adnan.

Lihat selengkapnya