Bendera Setengah Tiang

I Gede Luwih
Chapter #1

1. Julukan

Hari ini hari minggu sekitar jam 9 pagi waktu setempat. Seorang anak usia 10 tahun,perawakannya ceking,rambut hitam lurus,kulitnya cenderung sawo matang,giginya cenderung gigi kelinci. Wajahnya biasa saja. Ia berpakaian lusuh tampak duduk di bawah pohon mimba yang cukup rindang. Sandal sebelah kanan tampak ujungnya diikat oleh tali rafia karena pernah putus. Angin yang bertiup sepoi-sepoi membuatnya dapat menghirup oksigen yang dihasilkan dedaunan pohon mimba cukup hijau. Ia cukup senang karena akan membaca majalah yang dibawanya saat ini. Majalah itu diberi oleh ibu guru kesayangannya sekaligus wali kelasnya. Ibu guru yang selalu sabar membimbingnya sampai ia bisa membaca,menulis dan berhitung. Majalah itu diberikan beberapa hari lalu dan belum sempat ia baca.

Cover majalah itu sungguh menarik baginya. Didominasi warna hijau dan berbagai foto-foto yang disusun sedemikian menarik terpampang dalam cover majalah itu. Ada gambar terasering sawah berundak-undak nan hijau. Foto nelayan bersama perahunya di tepi pantai dan memperlihatkan ikan tangkapannya. Gambar candi Borobudur dan candi Prambanan. Ada foto air terjun dikelilingi hutan yang menghijau. Ada gambar tradisi adat, rumah adat dan tarian daerah. Foto hewan Komodo dan burung Cendrawasih. Ada foto bunga Padma Raksasa dan Anggrek Hitam. Ada gambar masjid,pura, gereja dan klenteng. Judul majalah itu pun dibuat dengan tulisan semenarik dan seindah mungkin dengan corak-corak kumpulan warna pelangi sehingga menambah keindahan tulisan itu dan sungguh menakjubkan mata memandangnya. Terpampanglah judul majalah itu "Pesona Negeri" yang pastinya berisi artikel-artikel yang mengulas tentang pesona negeri dan sematan pada negeri ini. Mulailah anak ceking itu membuka majalah dan membaca artikel-artikelnya.

Negeri ini memiliki kemasyuran tersendiri di mata dunia. Negeri ini pun disematkan dengan panggilan 'Nusantara'. Nusantara,mungkin istilah ini sudah tak asing lagi di telinga. Para penduduk negeri ini juga sering mendengungkan nusantara dengan suara lantang. Apa yang kita tahu tentang nusantara pada negeri ini? Apa karena ribuan pulau tersebar dari Sabang sampai Merauke, berjajaran pulau-pulau dari barat ke timur, dari kepulauan Sumatera sampai Papua, dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote. Menilik tentang Nusantara setidaknya kita harus tahu walaupun hanya secuil makna dan sejarahnya. Dari berbagai sumber, Nusantara itu berasal dari Bahasa Sanskerta, Nusa dan Antara. Nusa dimaknai Pulau sedangkan Antara diartikan Luar. Jadi kalau kita gabung Nusantara artinya Pulau Luar, dong! Kalian jadi mikir kan? Kok bisa gitu? Apa artinya semua ini? Ok, kita bahas lebih dalam lagi ya.

Dari berbagai sumber, Patih Gajah Mada adalah orang pertama kali mempopulerkan kata Nusantara saat beliau menyampaikan ' Sumpah Palapa' di hari pengangkatannya sebagai 'Patih Amangkubumi Kerajaan Majapahit' di tahun Saka 1258 atau setara dengan tahun 1336 masehi. Sudah lama banget ya, kira-kira sudah berapa ribu tahun ya? Coba hitung!

Dalam sumpahnya itu, Gajah Mada tidak akan berhenti puasa kalau belum berhasil menyatukan nusantara ataupun tidak akan menikmati sesuatu sebelum mempersatukan seluruh nusantara. Wadauh puasa? Kita yang puasa sebulan pada bulan suci Ramadhan kadang bisa bolong alias ada yang batal maupun puasa hari senin dan kamis jarang yang melaksanakannya. Ini Patih Gajah Mada puasa sampai bisa menyatukan nusantara. Namun, kalian penasaran kan apa isi Sumpah Palapa dan Gajah Mada puasa apa sih?

Menurut situs Wikipedia.org Sumpah Palapa pada teks Jawa Pertengahan Pararaton berbunyi; ' Sira Gajah Mada Patih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada, Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, Seram, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompu, ring Bali, Sunda,Palembang, Tumasik, samana amukti Palapa'

Hmm, kalian pasti puyeng dan sungguh tidak tahu artinya kan? Ora mudeng kowe ngomong opo? Tapi tenang menurut situs itu juga ada terjemahannya kok ; Dia Gajah Mada Patih Amangkubhumi tidak akan melepas puasa, beliau Gajah Mada , bila telah menundukkan menguasai seluruh nusantara di bawah kekuasaan Majapahit, saya baru akan melepaskan puasa. Bila mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru,Pahang, Dompu, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikian saya baru akan melepaskan puasa.

Bagaimana kalian setidaknya sudah mengerti kan? Apa masih bingung juga dengan tempat-tempat yang dimaksud. Ok, dijelaskan pula Gurun itu adalah pulau Gorong,Seram bagian timur di kepulauan Maluku.Tanjung Pura itu Kerajaan Tanjung Pura, Ketapang, Kalimantan Barat. Haru itu Kerajaan Aru, Sumatera Utara. Pahang itu Pahang, Malaysia. Dompo itu Dompu di Pulau Sumbawa. Sunda itu kerajaan Sunda. Palembang itu Sriwijaya. Tumasik itu adalah Singapura.

Wah, hebat kan Patih Gajah Mada. Lalu Gajah Mada itu puasa apa? Palapa itu apa? Apa kelapa? Menurut berbagai sumber, ada yang mengatakan Palapa itu buah yang rasanya pahit. Ada pula yang mengatakan Palapa itu rempah-rempah maupun sebuah kenikmatan duniawi. Dan dari berbagai sumber, Gajah Mada itu puasa terhadap perempuan atau tidak akan menikah sebelum menyatukan nusantara. Berarti menjomblo maupun single kan sebelum cita-citanya tercapai. Karena menurut Gajah Mada, perempuan itu bisa menjadi sumber kelemahan dan penghambat gerak langkahnya, akan mengikat atau mengekangnya bila sudah punya istri dan anak ataupun berkeluarga. Makanya baginya wanita itu ibarat rasa haus dan lapar yang harus dilawan biar tidak merengek dan merajuk yang bisa menghambat sebuah impian apalagi memperluas sebuah kekuasaan seperti Majapahit yang pastinya membutuhkan lelaki yang perkasa dan tangguh, berani berkorban dan tidak takut dengan tumpah darah sampai titik darah penghabisan.

Menurut kalian bagaimana? Apa benar wanita itu racun dunia? Atau salah satu penghancur laki-laki selain harta, tahta atau jabatan. Tapi bukankah ada yang bilang dibalik kesuksesan seorang pria pastinya ada seorang perempuan hebat yang selalu ada di sampingnya dan selalu mendukungnya. Apa itu seorang pacar maupun seorang istri. Bisa jadi seorang ibu kan? Ibu kandungnya, ibu yang mengandung, melahirkan dan merawat dengan segenap kasih sayang sampai dewasa. Dan disini pastinya Gajah Mada mempunyai persepsi yang berbeda dengan perempuan hingga puasa dengan wanita. Dan itu hak beliau dalam menghargai atau menghormati seorang gadis maupun cewek-cewek. Walaupun saat itu banyak yang pesimis maupun meragukan Sumpah Palapa dari Gajah Mada. Namun, Gajah Mada berhasil menaklukan wilayah-wilayah menjadikan sebuah nusantara di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Setelah runtuhnya Kerajaan Majapahit nama Nusantara seolah menghilang lenyap bak ditelan bumi. Berbagai sumber mengatakan pada tahun 1920 nama Nusantara diremake atau dipopulerkan kembali oleh 'Dr. Ernest Francois Eugene Douwes Dekker'. Namanya sungguh panjang banget dan susah lagi melafalkannya. Hmmm, kirain 'Ernest Prakasa', bukanlah. Ernest Prakasa mah komika atau stand up komedi, penulis maupun sutradara film. Banyak amat ngambil kerjaan,bang? Nggak mau bagi-bagi profesi ni !

Lebih dikenal dengan nama Dr. Douwes Dekker atau lebih familiar lagi dengan sebutan Dr. Setiadi dan merupakan tokoh 'tiga serangkai' sebagai pejuang kemerdekaan bersama bersama 'Tjipto Mangoenkoesoemo dan Ki Hajar Dewantara'. Dr. Danudirja Setiadi kembali mengunduh nama Nusantara dan mengubah maknanya menjadi lebih nasionalis dan diartikan kepulauan di antara dua benua dan dua samudra. Diapit oleh dua benua, benua Asia dan Australia, dua samudra, Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Hingga kini negeri ini masih kekeuh dengan sebutan Nusantara.

Anak ceking usia 10 tahun itu pun baru ngeh tentang sejarah dan sematan Nusantara diperuntukan untuk negeri ini. Dia pun membuka halaman baru pada majalah dan membaca ulasan artikelnya.

Negeri ini merupakan negeri bentuk kepulauan terbesar di dunia. Negeri yang memiliki 17 ribu lebih pulau yang tersebar di berbagai wilayah. Dan baru tercatat 13 ribu lebih pulau yang sudah memiliki nama. Itu artinya hampir 4 ribu pulau yang belum ada namanya dan baru 11 ribu lebih pulau yang sudah berpenghuni. Waduh, pantas ya ada asal nyebut aja ada pulau hantu. Apa karena belum tahu nama yang cocok untuk sebuah pulau atau karena tidak berpenghuni maupun tidak ada aktifitas kehidupan manusia. Sehingga orang yang mati penasaran rohnya pada kesana gentayangan. Hus, jangan ngawur ah. Itu hanya ada pada sebuah film tapi bisa aja kan beneran ada dalam dunia nyata. Kita coba aja tanyakan pada anak indigo. Nanti kita bahas itu di lain waktu. Nah, walaupun negeri ini bukan negeri dengan jumlah pulau terbanyak di dunia. Eits, ternyata kepulauan terbesar di dunia bukan berarti memiliki jumlah pulau terbanyak di dunia, lho! Karena negara dengan pulau terbanyak di dunia adalah Negara Finlandia. Kira-kira dimana ya itu? Ya suatu negara yang terletak di paling utara kutub bumi, gitu deh. Finlandia tercatat memiliki lebih dari 180 ribu pulau. Hmmm, berarti lebih dari 10 kali lipat jumlah pulau di negeri ini ya. Namun,walaupun bukan negeri dengan jumlah pulau terbanyak. Sejumlah negara juga menyebut negeri ini dengan ' negeri seribu pulau'.

Lihat selengkapnya