Lampu teplok masih menyala di kamar Bento. Sementara di kamar sebelahnya, ayah, ibu dan adiknya sudah tertidur pulas, lampu teploknya pun sudah dimatikan. Sehingga kamar sebelahnya sungguh gelap. Hanya ada seberkas cahaya rembulan dari celah bilik bambu. Masih mending malam ini bulan purnama, ada lah seberkas cahaya terang di luar rumah maupun sedikit masuk ke dalam rumah. Kalau tak ada bulan purnama, sudah dipastikan kesunyian dan gelap gulita menerpa. Walaupun dengan cahaya lampu teplok yang remang-remang, mata Bento masih terjaga untuk membaca buku pelajaran Sains, ilmu pengetahuan alam kelas 3 tentang Makhluk Hidup.
Bento pun membaca dalam hati materi pelajaran Sains itu, tentang ciri-ciri makhluk hidup dan benda mati. Mungkin kalian harus paham secara garis besarnya kalau makhluk hidup itu mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan makhluk yang tak hidup yaitu makhluk hidup itu memerlukan makanan, makhluk hidup mengalami pertumbuhan, makhluk hidup itu bernafas, makhluk hidup itu bergerak, berkembang biak, peka terhadap rangsangan dan menyesuaikan diri.
Bento menghela nafas sejenak dan nampak berpikir. Kemudian dia putuskan untuk membaca lagi. Makhluk hidup memang memerlukan makanan untuk mempertahankan hidup maupun melangsungkan kehidupan selanjutnya. Lebih-lebih kita sebagai manusia. Pastinya membutuhkan berbagai bahan makanan untuk diolah menjadi makanan yang enak atau lezat. Bukan hanya enak atau lezat saja tapi juga harus memenuhi standar gizi. Gizi? Makanan memang memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan dan kehidupan. Dan gizi erat kaitannya dengan kesehatan. Berbicara tentang gizi pasti bicara melibatkan makanan. Akan tetapi, berbicara mengenai makanan belum tentu akan membicarakan masalah gizi. Makanan sangat diperlukan oleh manusia. Namun, terkadang makanan juga dapat membuat manusia menjadi sakit. Manusia perlu makanan untuk hidup, apakah hidup juga untuk makan? Nah, lebih baik kita menilik dulu tentang gizi pada makanan. Makanan yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin,lemak, garam mineral dan air. Itulah makanan yang memenuhi standar kebutuhan gizi.
Bento pun berkontemplasi dengan bacaan tersebut. Dia juga terngiang sewaktu nonton TV di rumah pak kadus bersama Sebastian. Anak-anak dusun tak ikut menonton. Di rumah pak kadus hanya ada pak kadus. Tiara dan ibunya entah kemana. Pak kadus pun terlihat sibuk di sebuah ruangan mengerjakan sesuatu.
Menurut Bento, rumah pak kadus adalah rumah paling mewah lah di dusunnya. Selain memiliki ladang yang sangat luas. Rumah pak kadus cukup luas untuk ukuran dusunnya terdiri dari 3 kamar tidur, 1 ruang dapur, 1 ruang tamu, ada pula ruang kecil untuk pak kadus kerja atau menyimpan dokumen. Atap rumah suda memakai genteng, rangka atap dan reng sudah dari kayu, berplafon juga masing-masing ruangan. Tembok dinding-dinding rumah sudah melalui proses pemlesteran,pengacian dan pengecatan. Lantai-lantainya sudah memakai ubin atau keramik. Namun, TV hanya ada 1 buah di ruang tamu. Di ruang tamu ubinnya sering dikasi alas tikar plastik ataupun karpet saat banyak ada penonton. Apalagi anak-anak dusun berpakaian lusuh dan tubuh yang kotor oleh debu. Pernah Tiara kesal dan Ibunya juga jengkel karena lantai-lantai pada kotor oleh debu. Namun, pak kadus memperingatkan mereka berdua untuk tidak bersikap seperti itu pada warga dan anak-anak dusun karena nasibnya tak seberuntung hidup mereka. Tak boleh takabur karena di atas langit masih dipercayai ada langit dan roda kehidupan bisa berputar. Tiara dan ibunya juga harus mengerti keadaan anak-anak maupun warga di dusunnya. Mereka berdua pun jadi ramah dan baik pada warga dan anak-anak dusun.
Kamar mandi keluarga pak kadus dibangun terpisah dari rumah dan sudah dikhususkan kamar mandi pria dan perempuan serta sudah ada jambannya. Di halaman rumah juga ada sebuah gazebo walaupun sederhana. Di pekarangan rumah juga ada tumbuh pohon mangga lalijiwa, pohon sawo, pohon pepaya, jambu air, jambu biji dan pohon pisang. Pak kadus kadang mencari buruh untuk menggarap ladangnya karena sangat luas. Kalau mengandalkan keluarga saja tak sanggup menggarapnya. Kadang juga dikontrakan dengan warga dengam sistem bagi hasil pertanian. Ayah dan ibunya Bento sering berburuh di sana. Bahkan semenjak mereka masih lajang.
Melihat Bento dan Sebastian datang saat itu. Pak kadus pun mengerti dan mempersilahkan mereka masuk dan menuju ruang tamu. Pak kadus seraya menyetel TV dan memberikan remot pada Sebastian tanda bebas mau menonton acara apa saja. Pak kadus pamit untuk melanjutkan pekerjaannya. Sebastian pun tak sabaran dan memencet-mencet remot TV seakan TV itu sekarang telah dikuasainya. Pastinya Sebastian mencari program acara kesukaannya mumpung tidak ada Tiara dan Ibunya. Upin & Ipin dan kawan-kawan.
"Ian, kita dah sering nonton pilem ini. Cari acara yang lain lah" bujuk Bento saat itu.
"Walaupun udah sering, tetep aja lucu dan seru" sahut Sebastian sembari terkekeh melihat adegan serial animasi Upin & Ipin.
"Aduuuh, bosan Ian. Pilemnya itu aja diulang-ulang" kesal Bento melengos.