Bento, Sebastian dan murid kelas 3 lainnya sudah berada di ruang kelas. Mereka berjumlah 17 orang. Murid perempuan yang hanya 6 orang duduk pada deretan bangku paling depan.Rambut murid perempuan diharuskan berkepang 2 dan tidak boleh memakai bando,hanya boleh memakai jepit rambut dan warnanya tidak terlalu mencolok. Ruang kelas mereka terlihat lusuh. Lantai yang hanya disemen banyak telah mengelupas begitu juga dengan dinding catnya sudah memudar dan retak-retak. Ada beberapa gambar lukisan beberapa pahlawan nasional tertempel di dinding seperti Jendral Sudirman, Pangeran Antasari, Kapitan Pattimura, Pangeran Diponegoro, Cut Nyak Dhien dan RA Kartini. Ada pula gambar lukisan Patih Gajah Mada. Di depan kelas ada papan tulis yang sudah usang. Di sebelah papan tulis ada peta dunia yang warnanya telah memudar dan ada sobekan pula. Ada juga kursi dan meja guru. Di atas papan tulis terpampang gambar burung garuda dengan ke-5 lambang silanya dan diapit oleh gambar pemimpin dan wakil pemimpin di negeri ini . Jendela kaca ruangan banyak yang pecah sehingga berlubang-lubang. Kusennya ada pula dimakan rayap dan rapuh. Plafon sebagian telah jebol sehingga terlihat rangka-rangka atap dengan atap dari asbes.
Meja dan bangku panjang murid juga terlihat usang. Bento yang duduk sebangku dengan Sebastian tampak serius membaca. Sedangkan Sebastian berkelakar dengan beberapa teman di samping dan belakangnya. Ada yang asyik melihat gambar-gambar pada buku pelajaran. Ada yang sibuk mencatat. Ada yang ngobrol. Ada Sarim yang menjahili teman perempuan. Ada yang mendongak ke luar jendela seolah mengawasi guru siapa yang akan datang. Ada pula melamun dan termangu. Tiba-tiba anak yang sedari tadi mengintip dari lubang jendela bergegas duduk ke bangku dengan rapi diikuti murid-murid lainnya. Oleh karena ibu guru Tami dengan pakaian blus kemeja berwarna putih dan celana hitam menuju kelas mereka. Suasana kelas yang tadinya riuh mendadak menjadi hening. Dan benar saja ibu Tami memasuki kelas mereka.
"Selamat pagi anak-anak" salam ibu Tami seramah mungkin.
" Se la mat pa gi, Bu." balas salam semua murid yang ada dalam kelas kompak walaupun agak terbata-bata.
"Semua sudah mengerjakan PR kan?" tanya ibu Tami seraya duduk di bangku.
"Sudah,Bu!" sahut serempak murid kelas 3.
"Kalau begitu sekarang PRnnya dikumpul ya" perintah lembut ibu Tami
"Iya,Bu" jawab kompak murid lagi.
Murid di dalam kelas pun berhamburan mengumpulkan PR ke meja ibu Tami suasana pun menjadi gaduh.
"Hei hei tenang-tenang, yang tertib dan rapi, ngumpulnya satu-satu" Ibu Tami menepuk-nepuk tangannya untuk menenangkan muridnya dan antri mengumpulkan PR.
Murid-murid pun lebih tenang dan rapi mengumpulkan PR.