Awan begitu pekat. Langit seolah bersiluet. Bintang-bintang malam tertutup awan tebal. Cahaya rembulan juga perlahan meredup oleh tutupan awan yang kian menebal menyelimuti sampai tak bisa memantulkan sinar lagi ke bumi terhalang oleh balutan kegelapan awan. Suara gledek bergemuruh dan menggertak. Sinar percikan petir membuat suasana terasa getir dan ketar-ketir. Seberkas cahaya kilat menjadikan pikiran dirasa pekat dan penat. Halilintar sungguh terasa menyambar-nyambar dan menggelegar. Keluarga Bento yang awalnya tertidur pulas di kamar kosan pada kasur spon mendadak terkejut dan tersentak terbangun. Ayah dan ibunya sungguh kaget. Bento dan adiknya juga terkesiap. Adiknya secara tiba-tiba menangis karena ketakutan, Ibunya seraya mencoba membujuk dan menenangkan untuk tidak menangis lagi dan tidak akan terjadi apa-apa. Bento hanya bisa menutup telinga mendengar suara bising guruh dan melihat kilatan cahaya sesaat menyilaukan dan menakutkan diiringi guntur yang serasa membentur-bentur.
Gerimis merintik-rintik semakin lama semakin membesar dan hujan pun bertandang dengan derasnya. Air di jalanan mulai menggenang. Mobil dan kendaraan lainya yang masih berlalu lalang agak memperlambat lajunya. Saluran air atau got airnya mulai penuh entah karena tersumbat maupun memang sudah tidak menampung lagi banyak air sehingga meluap. Air menggenang semakin banyak volumenya dan akhirnya meluap kemana-mana termasuk ke halaman-halaman rumah maupun teras rumah bahkan ke kamar-kamar lainnya. Pada teras kos-kosan tempat tinggal keluarga Bento air telah menggenang dan meluap seraya mengalir deras memasuki setiap kamar kosan dengan laju deras yang seolah tak bisa tertahan lagi, memberontak , pokoknya harus masuk secara menggenangi kamar kosan. Penghuni kamar kosan tentunya mengalami kepanikan dan kelimpungan. Lebih-lebih keluarga Bento begitu terkejut, air begitu deras masuk dari celah pintu dan dalam sekejap merendam kamar mereka. Mereka mencoba menyelamatkan kasur spon agar tidak basah. Ayahnya segera mendirikan dan menjinjingnya tapi keburu basah sebagian,Ayahnya pun berusaha melipat dan menaruhnya di atas lemari terlebih dahulu. Ibunya secepat kilat menggendong adiknya Bento biar tidak menangis. Bento dan Ayahnya berusaha mengais-ngais maupun menyapu keluar air biar tidak terus mengalir masuk ke ruangan tapi seakan percuma usaha mereka sia-sia karena air terus memberontak menunjukan dahsyatnya kekuatan mereka dari luar. Apalagi halaman maupun teras air semakin meninggi dan teruslah meluap mencari tempat yang lebih rendah. Hujan semakin deras disertai angin kencang dan untuk pertama kalinya keluarganya Bento harus merasakan genangan air yang semakin lama semakin meninggi dan tak ayal kamar kosan mereka terendam banjir. Bisa dipastikan cukup lama surutnya banjir apalagi hujan belum ada berhentinya. Mereka tidak bisa tidur semalaman, penghuni kamar kosan lain juga. Mau tidur dimana coba, kamar satunya yang mereka tinggali terendam banjir tak ada dipan dan ranjang pula di kamarnya. Benar saja rendaman banjir begitu lama surut sampai mentari siang menyingsing padahal hujan sudah mereda. Ayah dan Ibunya sementara belum bisa bekerja. Hampir pula mereka kelaparan bila tidak ayahnya menginisasi menerobos genangan air untuk mencari warung yang buka buat beli makanan dan cemilan maupun penganan.
Usut punya usut ternyata tempat tinggalnya keluarga Bento sekarang termasuk daerah yang rawan dilanda banjir apalagi saat musim hujan tiba. Bento menjadi tertegun dan termangu melihat genangan air yang mencapai tinggi lutut orang dewasa bahkan ada yang sedada orang dewasa sehingga ia begitu takut bisa-bisa ia hanyut dan tenggelam lebih-lebih ia tak bisa renang. Bento jadi berpikir begitu melimpah ruah kah air di kota sehingga tak bisa ditampung. Berbeda dengan di dusunnya yang selalu kekurangan air, sungai-sungai sampai kering kerontang dan ladang-ladang begitu tandus lagi gersang. Sementara di kota sampai menggenang dan justru bisa membahayakan nyawa manusia. Bento menjadi berkontemplasi apa yang menyebabkan banjir? Apa para warga membuang sampah sembarangan di sungai? sampah menjadi menumpuk dan menghambat laju air terus saluran air tersumbat apalagi hujan turun volume air di sungai semakin banyak dan lajunya juga semakin lambat akibat terhalang sampah terus kepenuhan dan akhirnya meluap. Apa tanggul jebol? Apa waduk atau bendungan tak kuat lagi menampung volume air yang semakin banyak dan akhirnya meluap juga. Apa pemukiman penduduk yang kurang tertata apalagi ada pemukiman di bantaran kali. Apa memang daerah dengan dataran rendah disertai curah hujan yang cukup tinggi maupun cuaca ekstrem. Apa tanah di kota tidak mampu lagi menyerap air maupun tanah di kota yang harusnya menjadi resapan air telah beralih fungsi menjadi perumahan . Kalau begitu apa bisa air hujan di masukan ke bumi atau tanah tanpa dialirkan ke laut melalui gorong-gorong raksasa. Kalau sudah terjadi banjir apa kita akan saling menyalahkan? Apa kita salahkan pemimpin-pemimpin kita yang dianggap tidak becus kerja, hanya dianggap bisa beretorika tanpa bisa kerja maupun praktiknya nol besar. Kenapa harus saling nyinyir maupun menghujat, apa lebih baik kita sama-sama intropeksi diri dan mencari solusi terbaik bersama. Apalagi bencana banjir pastinya berdampak negatif, jatuhnya korban jiwa,warga yang terdampak banjir kadang harus mengungsi, aktifitas ekonomi terhambat, sarana maupun infrastruktur bisa mengalami kerusakan, lalu lintas menjadi terhambat, dan juga dari sektor kesehatan pastinya berpotensi mendatangkan penyakit.
Bento hanya bisa menghela nafas berharap rendaman banjir cepat surut. Bento mencoba menonton hingar-bingar berita TV yang tersuguh. Ada aksi perdebatan soal banjir. Ada unjuk rasa tentang penanganan banjir. Ada berita anggota komisioner KPU yang diciduk dengan operasi tangkap tangan oleh KPK lantaran kasus suap dengan calon legislatif sebuah partai politik. Ada pula menteri yang mengendus perusahaan BUMN yang merugikan negara hingga puluhan triliun, sungguh amat fantastis bukan? Dua perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi 'Jiwasraya dan Asabri' diduga adanya tindakan korupsi maupun pencucian uang entah modus megaskandal maupun main investasi saham-sahaman. Ya bisa dibilang itu keberhasilan menteri BUMN setelah menemukan skandal penyelundupan motor 'Harley Davidson' di pesawat Garuda yang menyeret nama pejabat Direktur Utama PT Garuda Indonesia beberapa bulan lalu. Tak segan-segan resikonya adalah pemecatan.
Selain hingar-bingar tentang banjir, kasus suap, korupsi maupun pencucian uang. Juga viral , heboh maupun menggegerkan tentang kerajaan-kerajaan baru maupun kekaisaran baru entahlah itu kerajaan fiktif, kerajaan abal-abal, kerajaan fantasi, imajinasi maupun kriminal murni modus penipuan oleh iming-iming dan bujuk rayuan entah pangkat, jabatan , taraf ekonomi maupun aset kekayaan atau saham di bank dunia. Kerajaan-kerajaan baru itu pun mendeklarasikan diri dan saling klaim punya histori atau cerita sejarah masing-masing bahkan katanya bisa merubah tatanan baru dunia maupun menguasai seluruh dunia entah ada 'Keraton Agung Sejagat, King of the King, Keraton Djipang, Kerajaan Sela Cau maupun Kesultanan Selaco dan Sunda Empire-Eart Empire'. Para raja dan ratu, dedengkot atau perdana menteri, ibunda ratu agung maupun sekjen kerajaan pun dibekuk oleh direktorat reserse kriminal umum atau aparat kepolisian karena dianggap melakukan modus penipuan publik entah penyebaran berita bohong, keonaran dan keresahan tentang kebenaran sejarah, pendapat yang absurd maupun cerita-cerita antimainstream yang serasa tak mungkin. Kerajaan itu bukan lelucon, kelakar, seloroh , lucu-lucuan maupun pengalihan isu. Itu dianggap kriminal murni. Ada pula yang memploklamirkan bahwa 'The Pentagon' atau gedung departemen pertahanan Amerika Serikat adalah milik Kerajaannya bukan milik Angkatan Bersenjata AS lagi. Ada juga klaim PBB membentuk NATO dengan tatanan ABCD. A itu Amerika, B adalah British, C itu Canada dan D adalah Bandung???