Pagi harinya, Asa sedang bersantai menikmati akhir minggunya. Ia tinggalkan bebannya agar tidak stress yang berkelajutan. Selesai dengan pernginemannya alias perbabuannya, Asa kembali ke tempat tidurnya. Ya tidak usah ditanya apa yang dia lakukan, tentu saja scroll stagram dan twit secara bergantian, kegiatan unfaedah tapi tidak bisa ditinggalkan.
Asa scroll terus sampai mampus (bosan banget), kemudian dia berinisiatif membuka emailnya. Entah dapat ilham darimana dia berinisiatif seperti itu, padahal akhir – akhir dia agak parno karena setiap membuka pesan yang didapatkan adalah kekecewaan karena penolakan yang tak pernah Asa bayangkan.
Ketika Asa membuka emailnya, ternyata ada pesan berbintang yang masuk. Asa exited ketika melihat notifikasi itu, karena tanda bintang hanya Asa pakai untuk email perusahaan tempat ia mengajukan proposal magangnya.
Asa buka emailnya, ia baca perlahan memahami setiap kalimat yang tertera. Selesai membaca semuanya ia menjerit kegirangan, “Ahhhh,”
Setelah sekian purnama, akhirnya dia tidak menerima penolakan.
Pesan itu bertuliskan ...
Dear Lameira Semesta Nara,
Di tempat,
Sehubung dengan permintaan anda melalui propasal yang telah anda kirimkan, kami pihak perusahaan menyetujui permintaan anda. Untuk lebih jelasnya anda bisa menghubungi pihak yang terkait yang telah kami lampirkan kontaknya dibawah ini.
Namun rasa senangnya hanya sebentar, karena setelah ia baca sampai akhir tertera nama ...
Regard,
Khendra Lais,
HRD Cipta Makmur Redaction
Rasa senangnya berujung dengan semburat sendu, kekecewaan.
“Kenapa harus perusahaan itu sih ”
***
Dua hari setelah mendapat pesan dari pihak perusahaan, Asa datang kesana sesuai kesepakatan dengan pihak yang bersangkutan. Agak berat sih, tapi mau bagaimana karena hanya cipta makmur redaction yang menerimanya. Awalnya pengen ditolaknya, karena dia yakin satu perusahaan yang tersisa akan menerimanya. Namun Tuhan berkehendak lain setengah jam usai Asa menimbang untuk mengiyakan atau menolak approved dari perusahaan itu dia mendapat email lainnya dari perusahaan lainnya yang isinya adalah penolakan.
Dan jadilah Asa magang di cipta mamkur yang sepertinya telah dijodohkan Tuhan untuknya sebagai tempat magangnya.
Yang namanya setengah hati, pasti ada aja halangan yang terjadi. Hari ini yang harusnya Asa datang pukul tujuh pagi malah bangun kesiangan, karena lupa masang alarm. Mana mamanya nggak bangunin dia, padahal tadi malam sudah dipesan untuk membangunkannya pukul enam pagi.
Ya, dapat ditebak karena ulahnya (bangun kesiangan) kediaman keluarga Nara pun menjadi heboh banget karena amukannya Asa — protes karena nggak dibangunin.
“Maa, kok nggak dibangunin sih. Aku telat nih,” protes Asa terhadap mamanya.
“Loh mas? adiknya nggak dibangunin?” tanya mama Amira pada anak lelakinya.