BENUA ASA

Nana
Chapter #12

12. Kesempatan


Cara sangat senang ketika Asa menghubungi beberapa waktu lalu. Asa juga bilang ingin bertemu dengannya untuk membahas sesuatu. Katanya sih sesuatu yang penting makanya Cara langsung setuju ketika Asa ngajak ketemuan di kafe Flower sore ini.

Kurang lebih seperti ini percakapan Cara dan Asa dalam chatnya.

Semesta

Kak Cara?

Gue ganggu nggak.

Caraka

Nope, gue malah senang

Itu artinya lo udah nggak ngambek sama gue 😁

Semesta

Maaf, sebenarnya gue nggak marah cuma kesel aja waktu itu.

Caraka

Gue paham kok,

Apa yang membuat lo chat gue duluan?

Ada yang penting?

Semesta

Hehe, kakak tahu aja.

Aku minta tolong,

sesuatu yang penting (?)

Caraka

Apa itu?

Gue bakal bantu kalau gue mampu

Semesta

Thank sebelumnya kak,

Tapi kalau ngomong by phone kayaknya kurang sopan

Kalau ketemuan di kafe flower aja gimana?

Akhir minggu ini?

Caraka

Sabilah

Mau gue jemput?

Semesta

Boleh

Cara meninju udara karena saking senangnya.

Hari ini, hari itu tiba — di mana hari Asa ngajak Cara ketemuan. Cara juga menjemput Asa di rumahnya. Seperti biasa, Asa selalu terlihat cantik. Penampilannya cukup berbeda karena... “rambut lo panjangan Sa?” tanya Cara menebak. Soalnya rambut Asa selalu ketara, karena cewek itu jarang banget punya rambut panjang — panjang sedikit pasti langsung Asa potong. Tapi kali ini Asa membiarkan rambutnya tumbuh memanjang.

“Ketara banget ya kak?”

“Iya, tumben benget. Sengaja atau?”

“Nggak, tapi belum sempat potong rambut. Gue sibuk banget.”

“Sesibuk apa sih sampe nggak sempet potong rambut.” Cara membukakan pintu mobilnya agar Asa bisa masuk ke dalam mobil. “Gue masuk nih? Apa jawab dulu?"

“Masuk dulu aja, lanjutin ceritanya pas di jalan.”

“Jadi gimana? Kelanjutannya?"

“Lo pindah kantor apa gimana? Kok nggak tahu kabar tentang gue? Padahal sekantor tuh heboh gara - gara, Pak Dio mendadak punya asisten baru.”

“Iya gue pindah ke cabang yang di kemang, kok lo tahu?”

Loh ternyata benar, padahal Asa cuma asal bicara tadi. “Beneran pindah ternyata, pantesan nggak tahu kabar.”

“Kabar apa?”

“Kan tadi gue udah bilang kalau pak dirut sekarang punya asisten pribadi.”

“Sumpah lo? Sejak kapan Benua mau kerja bareng asisten pribadi. Biasanya juga Bayan yang bantu urusan kerjaan dia.”

“Nah itu, gue juga heran kenapa Pak Dio jadiin gue asisten pribadinya.”

Cara sedikit ngelagloading sebentar untuk mencerna apa yang barusan Asa sampaikan. “Sebentar... Gue mikir dulu.” Sejenak diam, setelah berhasil mencerna, Cara berseru dengan heboh “itu artinya lo yang jadi asisten pribadinya? Kok bisa? Lo kan cuma anak magang.”

Asa menghela napasnya, “gara - gara nama.”

“Nama?!”

“Iya! Gara - gara gue panggil nama aslinya, yang seharusnya nggak boleh gue tahu apalagi gue sebut.”

“Anjing, bener - bener gila orang itu.”

Lihat selengkapnya