Berandal Jatuh Cinta

mutiara sabila
Chapter #1

01 — Bertemu Bidadari

Di bawah guyuran air hujan, di sore hari mendekati senja, belasan remaja berpenampilan urakan saling adu tinju. Seakan beradu kekuatan.

Diantara mereka ada yang sudah tumbang, berbaring menghadap langit yang sedang menangis sambil merasakan sakit dari pukulan-pukulan lawan. Ada yang masih saling memukul, tak mau kalah. Ada pula yang sedang melawan lebih dari tiga orang.

"Pengecut lo belum ilang-ilang ya dari dulu. Sukanya main keroyokan," ucap seorang pemuda yang sedang melawan lebih dari tiga orang itu. Namanya Agra. Wajah berparas tampan menawannya kini ternoda oleh memar bekas pukulan. Sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih.

Tiga orang pemuda di depannya terlihat lebih parah memarnya. Yang paling Agra kenal adalah Erlan, seorang pemuda yang sangat membencinya sedari SMP.

Bugh

Agra memukul rahang Erlan keras membuat kepala Erlan langsung tertoleh. Sudut bibirnya berdarah. Diikuti dengan rasa sakit yang menjalar di pipinya.

Bugh

Namun dengan cepat pemuda di samping Erlan membalas pukulan Agra. Agra yang tak menyangka serangan itu pun tak bisa menghindar.

"Ashhh sial," umpat Agra naik pitam. Tangannya langsung terangkat membalas pukulan itu dengan membabi buta.

Bugh

Bugh

Dugh

Brakk

Bugh

Bugh

Bugh

Dugh

Menyerang dan menyerang semua pemuda di depannya sampai terkapar hingga menyisakan dirinya dan Erlan saja. Kemampuan Erlan yang cukup tangguh membuat Agra sedikit kewalahan. Apalagi Erlan dibantu oleh teman-temannya.

Bugh

Bugh

Dugh

Namun itu bukan masalah besar bagi Agra yang sudah mencapai sabuk hitam.

"Lumayan juga lo sekarang. Belajar dimana?" Agra terkekeh sarkas. "Tapi ... udah pasti sih gue yang menang."

"Cih." Erlan berdecih lalu menatap ke arah lain, buang muka. Posisi Erlan kini sudah terbaring di atas tanah. Tangan kanannya merogoh saku celananya dan tangan kirinya memegangi perutnya yang terasa kebas akibat tendangan Agra.

Agra yang sudah merasa menang pun berbalik badan hendak menghampiri teman-temannya. "Lo pada oke?" tanya Agra kepada ketiga temannya

"Oke."

"Nggak! Sakit anjir pantat bahenol gue."

"Agra anj*ng!!" Namun Erlan dengan emosi meluapnya tiba-tiba saja bangkit berdiri sambil memegang sebuah pisau lipat. Matanya terus menatap punggung Agra penuh dendam. "Rasain ini pembalasan gue!!"

"GRA, AWAS!!"

"Hah?"

Agra reflek kembali berbalik badan. Matanya membelalak kaget melihat pisau lipat digenggaman Erlan yang dalam hitungan detik menusuk tubuhnya.

Jleb

Kejadiannya begitu cepat. Untungnya Agra cepat reflek. Menghindar walau pada akhirnya lengan atas tangan kirinya tetap tertusuk lumayan dalam. Siapa sangka Erlan sangat nekat untuk menusuknya?

"Aaaarghh! Aaargh sakit shh," erang Agra kesakitan. Kakinya melangkah mundur. Takut-takut kalau Erlan mencabut pisau lipat yang masih menancap dan kembali menusuknya lagi. "Anj*ng lo mau bunuh gue?!"

Lihat selengkapnya