Berandal Jatuh Cinta

mutiara sabila
Chapter #2

02 — Sang Berandal

Keesokan harinya, Agra bersama teman-temannya, yaitu Panca, Kino dan Daniel tetap berangkat sekolah seperti biasa. Kini mereka tengah berjalan beriringan di koridor menuju kelas. Kedatangan mereka tentu menarik perhatian banyak pasang mata karena kepopuleran mereka. Terlebih Agra yang kini terlihat paling berbeda karena kain kasa yang melilit lengan tangan kirinya.

"Emang anj*ng si Erlan," ucap Panca membuka obrolan. "Bisa-bisanya bikin muka gue bonyok gini."

"Lu masih mending bonyok doang. Lah gue? Udah muka kena, bisul juga kena," sambar Kino membuat Agra dan Panca tak bisa menahan tawa. Apalagi dengan ekspresi wajahnya yang dibuat menyedihkan. "Sampe pecah bisul gue. Sakit banget ni pantat gara-gara temen Erlan yang rambutnya kriwil kayak pentol langganan emak gue," lanjut Kino bersungut-sungut.

"Bwahahaha bagus lah biar kempes tu bisul."

"Bangke lo Panca dharma! Sakitnya nusuk ke empedu tau!"

"Halah lebay. Lihat nih tangan gue." Agra mengangkat sedikit lengan tangan kirinya yang dililit kain kasa itu, menunjukkan pada Kino. Ia merasa lukanya yang paling sakit dan parah dibandingkan teman-temannya.

Melihat itu Kino langsung bergidik ngeri, langsung terbayang kejadian kemarin saat pisau lipat Erlan masih menancap di lengan Agra. "Gila banget tu orang kemaren kalau diingat-ingat."

"Dia frustasi karena belum bisa ngalahin Agra," ucap Daniel yang baru bersuara. Lalu beralih melirik Agra. "Berapa jahitan?"

"Sepuluh," jawab Agra enteng membuat Panca dan Kino kompak geleng-geleng mendengarnya.

Kemarin Agra langsung ke rumah sakit sesuai arahan Lyra. Ia memang merasa lukanya lumayan dalam dan ternyata harus dijahit sampai 10 kali.

"Ish sakit banget pasti. Stres tu Erlan sampe nusuk lo, Gra."

"Lo harus hati-hati sama Erlan. Kalau dia udah berani nusuk lo, lain hari dia bisa nusuk lo lagi, lain hari bisa lebih parah dari ini."

Agra terdiam mendengar ucapan teman-temannya. Yang ia simpulkan, Erlan harus diwaspadai karena berbahaya. Kadang ia sendiri masih heran kenapa Erlan begitu berambisi mengalahkannya?

"Kemaren ... Erlan niat bunbun gue sih kayaknya. Untung aja gue masih bisa ngehindar. Jadi yang kena tangan gue."

Mendengar penuturan mengejutkan dari Agra, Daniel yang biasanya tak berekspresi sampai menganga dibuatnya.

"Beneran gila, anj*ng!" umpat Panca.

"Ini kriminal nggak sih? Ya kan, Niel?" Kino bertanya pada Daniel.

Daniel mengangguk. "Iya, bener. Gra, kalau lo papasan sama Erlan lagi usahain ke tempat rame. Nggak lucu main pisau, udah masuk kriminal."

Agra menghela napas. "Iya, gue usahain."

∘•☘•∘

Hal wajib yang harus dilakukan para murid adalah mengikuti pelajaran di sekolahnya. Seperti Agra dkk yang saat ini duduk anteng di kelas.

Namun jangan tiru Agra yang duduk anteng sambil tidur. Juga Panca dan Kino yang malah mengobrol asyik dengan suara pelan. Tiru lah Daniel yang memperhatikan guru di depan kelas yang sedang mengajar.

Lihat selengkapnya