Pagi hari yang cerah, di sebuah Universitas ternama di Jakarta banyak para Mahasiswa Baru atau sering disebut MABA yang memasuki Universitas tersebut. Mahasiswa di kampus tersebut tidak terhitung jumlahnya karena kampus ini banyak sekali peminatnya. Selain karena kampusnya yang bagus, tapi juga karena fakultasnya yang mendidik mahasiswanya menjadi lulusan terbaik. Contohnya saja seperti fakultas Ekonomi Program Studi atau sering disingkat Prodi Manajemen di Universitas tersebut. Prodi tersebut selalu menjadi yang terbaik karena menghasilkan mahasiswa lulusan terbaik.
*****
Di depan pintu sebuah aula yang cukup besar, terdapat banyak calon mahasiswa yang mulai mengisi nama dan ID siswanya di formulir yang sudah disediakan panitia disana untuk mengikuti OSPEK. Salah satu panitia disana, mengarahkan para MABA untuk masuk dan duduk disana setelah mengisi formulir tanpa memakai alas apapun di lantai. Para MABA mengikuti arahan panitia tersebut yang kebetulan senior akhir semester.
Setelah semua berkumpul, para senior semester akhir tersebut mengajak para mahasiswa baru untuk bernyanyi bersama, berjoget ria, dan lain sebagainya.
Saat salah satu senior menunjuk satu orang calon mahasiswa disana yaitu Nafisha Arumi Ramadhani untuk ikut berdiri, tiba-tiba ada beberapa pria yang memasuki aula satu per satu. Mereka merupakan tim pelaksana OSPEK di fakultas tersebut.
Pandangan mata para MABA tersebut mulai terkesima saat sang ketua OSPEK berjalan ke atas podium. Mereka semua dihipnotis dengan ketampanannya ketua OSPEK itu. Adrian Naufal Pradipto namanya. Kemudian Adrian mulai menyapa para MABA dan memperkenalkan diri.
"Selamat datang para calon mahasiswa fakultas Ekonomi prodi Manajemen. Perkenalkan aku Adrian Naufal Pradipto semester akhir sebagai ketua tim OSPEK. Aku disini akan membimbing kalian dalam kegiatan OSPEK. Tapi aku tidak menganggap kalian sebagai juniorku, sebelum kalian mendapatkan ini" ucap Adrian dengan suara barithonnya dan mengambil sebuah benda dari saku jas almamaternya untuk ditunjukkan ke MABA. Gantungan kunci dengan simbol fakultasnya yaitu Lingkaran Bintang.
"Lingkaran Bintang ini adalah bentuk kekuatan kita dan kehormatan kita. Itu sebabnya Lingkaran Bintang ini adalah simbol dari kita, Sarjana Ekonomi (S.E). Jika sampai hilang, maka tidak akan berfungsi lagi dan kalian tidak akan dianggap sebagai mahasiswa jurusan Manajemen lagi. Sebelum kalian mendapatkan Lingkaran Bintang ini, maka kalian harus belajar dulu dan memahami apa OSPEK sebenarnya" ucap Adrian lagi dengan suara tegasnya.
"Selain itu kalian harus tepat waktu saat datang OSPEK. Kalian juga harus belajar saling menghormati" kali ini Irfan teman satu geng Adrian yang berucap dan tidak kalah tegasnya dengan Adrian.
"Pada akhirnya kalian harus mematuhi perintahku. Mengerti?" tegas Adrian.
"Mengerti" jawab para MABA serempak.
"Sebelum itu, apakah kalian ingin mengenal kami sebagai senior kalian?" tanya Adrian kepada para MABA.
"Iya kak"
"Untuk itu aku ingin kalian memperkenalkan diri kepada para senior serta meminta stempel simbol fakultas kita pada mereka. Kalian harus mendapatkan 1.000 stempel dalam waktu 1 minggu" ujar Adrian.
Para MABA mulai berbisik-bisik. Ada yang mengatakan pada diri mereka sendiri kalau mereka tidak akan mungkin sanggup meminta 1.000 stempel itu dalam waktu 1 minggu karena itu terlalu cepat.
"Apakah ada masalah? Kenapa kalian berbisik-bisik? Ohh...aku lupa memberitahu kalian. Sebelum kalian meminta stempelnya, kalian harus menyebutkan nama kalian dan ID siswa kalian. Tentu saja para senior tidak akan mempermudah kalian untuk mendapatkan stempelnya. Para senior mungkin akan memberikan suatu tantangan yang harus kalian jalankan untuk mendapatkan stempel" tegas Adrian.
Nafisha mulai mengangkat sebelah tangannya. Dia merasa kalau perintahnya ini sudah tidak benar. Bagaimana caranya mereka mendapatkan 1000 stempel dengan waktu 1 minggu?. Menurut Nafisha itu adalah hal yang mustahil. Kemudian Nafisha memberanikan diri untuk berbicara pada Adrian.
"Nafisha Arumi Ramadhani dengan ID siswa 030, meminta izin!" ucap Nafisha sambil berdiri.
"Apa yang ingin kamu tanyakan?" balas Adrian dengan raut wajah tak suka.
"Meminta 1.000 stempel dalam waktu 1 minggu, itu hal yang mustahil kak. Bagaimana cara kita mendapatkan itu semua dalam 1 minggu?" tanya Nafisha yang tidak setuju dengan perintah Adrian.
"Itu menjadi urusan kalian. Kalian harus pintar-pintar mendapatkan stempel itu" tegas Adrian.