Di tempat lain tepatnya kantin fakultas ekonomi, banyak mahasiswa bahkan MABA sedang asyik bersantai. Terlihat disana ada 2 wanita dan 1 pria yaitu Adelia, Nayla, dan Farel sedang menikmati makanan mereka.
Nayla mulai membuka notebooknya dan dilihatnya stempel yang dia dapat hanya sedikit. Dia hanya bisa menghela nafas pelan. Ya dia bingung harus berbuat apa karena seniornya seram kalau marah.
"Hei guys, aku baru dapat stempel sedikit. Ini terlalu singkat. Kita tidak bisa melakukannya, hufftt...bagaimana ini?" ucap Nayla frustasi.
"Kamu bisa. Jika kamu meminta stempel pada setiap senior yang ada di depanmu dengan menunjukkan muka imutmu, pasti mereka akan langsung membubuhkan stempelnya hahaha..." ucap Farel sambil tertawa puas.
"Sialan kamu!! Akan kujitak kepalamu" ucap Nayla kesal dan hendak menjitak kepala Farel.
Farel mulai pindah duduk di sebelah Adelia karena takut terkena jitakan Nayla.
Kedua netra Nayla tidak sengaja melihat kearah para senior pemarah itu. Siapa lagi kalau bukan gengnya Adrian yang sedang asyik saling berbincang-bincang.
"Setiap senior ya katamu? Termasuk mereka dong? Dibelakangmu itu" ucap Nayla pada Farel dan Adelia sambil melirik ke gengnya Adrian.
Farel dan Adelia menoleh bersamaan ke orang yang dimaksud Nayla itu. Raut wajah mereka langsung menjadi takut setelah melihat kearah geng Adrian.
"Kalian lihat mereka? Yang pertama, namanya kak Damar. Dia memiliki sifat dewasa, tapi tidak mudah untuk didekati. Bahkan dia tidak mudah untuk dimintai stempel" ucap Nayla dengan suara pelan sambil menunjuk Damar.
"Kemudian yang kedua, namanya kak Irfan. Dia mudah sekali emosi. Bahkan banyak anak-anak yang bilang kalau dia itu kasar. Tadi saja ada beberapa MABA yang meminta stempelnya dan disuruh push up 100x sebelum dia membubuhkan stempelnya. Lalu yang ketiga, kak Kevin. Lucu sih dia, tapi aku dengar dia playboy banget. Keempat, kak Arif. Dia orangnya pendiam, tapi sekali dia bicara langsung membuat orang yang tadinya berontak jadi diam seketika" lanjut Nayla sambil melihat ketiga pria itu dan diikuti oleh Adelia serta Farel.
"Kemudian yang terakhir nih. Tidak ada yang berani sama dia, termasuk aku" lanjut Nayla lagi sambil melirik ke Adrian yang wajahnya datar tanpa senyum.
"Siapa dia?" tanya Farel ragu.
"Ya si ketua tim OSPEK. Kak Adrian. Siapa lagi coba?" ucap Nayla dengan suara pelan.
"Sejauh yang aku dengar ya, tidak ada yang berani meminta stempel padanya" bisik Nayla sambil mendekatkan wajahnya pada Adelia dan Farel.
"Emm...aku rasa kita bisa melewatkan mereka. Itu lebih baik kan?" ucap Farel sedikit takut.
"Tentu saja tidak bisa! Kamu ini sebenarnya wanita apa pria sih? Tadi kamu bilang, kita tinggal meminta stempel pada senior yang ada di depan kita. Sekarang mereka ada disini, jadi ini tugasmu untuk meminta stempel pada mereka" ucap Nayla sambil tersenyum paksa.
"Eh, kenapa harus aku?" ucap Farel tak terima.
"Karena kamu satu-satunya pria diantara kita" ucap Nayla.
"Astaga...bukannya tadi aku bilang, tunjukkan wajah imutmu. Mana ada pria yang memiliki wajah imut. Biasanya perempuan yang banyak memiliki wajah imut" protes Farel.
"Ahh...gimana kalau kamu saja, Del?" ucap Nayla sambil menoleh ke Adelia.
"Iya aku setuju. Kamu saja Del yang kesana" sambung Farel sambil menyentuh sebelah bahu Adelia.
"He...kenapa jadi aku?" ucap Adelia tak terima jadi korban.
"Ya tentu karena kamu wanita yang paling imut dan cantik di fakultas ini. Jadi kamu tinggal tunjukkan wajah imutmu pada kak Adrian, terus dia langsung deh membubuhkan stempelnya" ucap Nayla dengan riang.
"Hei, kita berdua sama-sama imut. Kenapa tidak kamu saja?" ucap Adelia kesal.
"Oh...ayolah, Del. Aku tidak seimut dirimu" balas Nayla.
"Sudah. Ayo sini, aku antar" lanjut Nayla sambil berdiri dan menarik sebelah tangan Adelia.
Mereka berdua mulai berjalan kearah geng Adrian dengan tangan kiri Adelia ditarik pelan oleh Nayla dan sampailah mereka di hadapan geng Adrian.
"Kak Adrian, temanku ini ingin mengenalmu" ucap Nayla sedikit meninggikan suaranya.
Adrian pun menoleh ke sumber suara tersebut. Kemudian Nayla memberikan notebook milik Adelia pada Adelia sendiri karena notebook itu memang milik Adelia dan Nayla langsung berlari kecil ke tempat duduknya semula dan meninggalkan Adelia disana.
"Emm....K-kak A-Adrian" ucap Adelia terbata-bata dan sedikit gugup.
"Sebutkan nama dan ID siswamu" ucap Adrian datar.
"A-Adelia Faranisa Azni, biasa dipanggil Adelia. ID siswa 020" ucap Adelia gugup.