Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM

Kimfangirl
Chapter #1

Pergi dari Rumah

Thanks!

Seorang gadis mengangkat tangannya kepada pemuda yang baru saja mengantarnya pulang. Ia berjalan masuk ke rumahnya sembari berusaha menyeimbangkan tubuhnya yang mabuk. Kepalanya pusing dan tatapan matanya juga tidak begitu jelas.

“Kaila.”

Gadis itu berhenti dan melihat Mamanya berjalan mendekati dirinya. Raut wajah Mamanya terlihat sangat marah karena mendapati anaknya pulang jam satu malam dalam keadaan mabuk.

Kaila Renasya atau yang akrab dipanggil dengan Kai hanya berdiam di sana. Kepalanya yang pusing mendadak tidak sepusing sebelumnya. Ia tahu kalau ini akan menjadi perdebatan yang alot.

“Oh, Mama di rumah,” ujar Kaila acuh tak acuh.

“Kamu minum lagi?” tanya Mamanya dengan nada yang sudah meninggi. Raut wajahnya menunjukkan rasa marah yang luar biasa.

Kaila mengangguk. Dia mengangkat tangannya. “Dikit,” jawabnya sembari jadi telunjuk dan jempolnya bergerak seirama menunjukkan kode dikit.

“Kamu ini apa-apaan sih? Mama sudah bilang berapa kali jangan minum-minum atau ke bar itu lagi!” Suara Mamanya makin meninggi.

“Aku capek, Ma. Mau tidur dulu,” balas Kaila dan hendak pergi dari sana tapi tangannya ditarik kasar oleh Mamanya.

“Mama belum selesai bicara.

Kaila bersandar di tembok dengan kedua tangannya yang dilipat di dada. Dia siap mendengarkan keluhan Mamanya lagi malam ini.

“Kamu itu tau gak kalau bar itu bukan tempat untuk main-main?” tanya Mamanya dengan nada tinggi. “Banyak cowok nakal di sana dan kamu itu masih kecil, gak bisa jaga diri. Kalau ada apa-apa gimana?”

Mamanya tidak berhenti sampai situ. Ia menarik lengan baju Kaila yang hanya setipis satu jari. Gadis itu menggunakan dress yang terbuka, memamerkan bahu dan lehernya.

“Ini juga kenapa kamu pake baju kayak gini?” Mamanya menggelengkan kepala, tidak habis pikir dengan anaknya.

Kaila berdecih. Ia memalingkan wajahnya dan tersenyum meremehkan. Mamanya menatap Kaila dengan tajam.

“Menurut Mama aku kayak gini nurut siapa?” tanya Kaila dan menatap mata Mamanya dengan lekat. “Aku nurut Mama.”

“Jaga mulut kamu. Mama tidak pernah ke bar ketika umur sembilan belas tahun.”

Lagi-lagi Kaila terkekeh. “Mama mungkin emang gak pernah ke bar di umur segitu, tapi sejak aku kelas empat SD, Mama hampir setiap hari pergi ke bar.”

Mamanya tidak menjawab apa-apa. Kali ini giliran Kaila yang ingin mengutarakan semua apa yang ada di pikirannya selama ini.

Lihat selengkapnya