Kaila memencet bel pintu yang bernomor 048.
Terdengar suara langkah kaki dari dalam apartemen itu dan tidak lama kemudian pintu apartemen terbuka. Kaila terkejut, begitu juga dengan orang itu. Mereka berdiam diri selama hampir satu menit di sana.
“Cowok?” tanya Kaila ragu. Ia benar-benar tidak tahu kalau orang yang akan berbagi apartemen dengannya adalah seorang laki-laki.
“Ya lo liat aja, gue cowok apa bukan,” balas pemuda itu, tidak ramah sama sekali.
Kaila tidak percaya dengan balasan yang ia dapat barusan. Ia ingin membatalkannya tapi ia juga sudah mentransfer separuh uangnya di jalan tadi sebagai DP, ditambah ia benar-benar sudah mengantuk saat ini.
“Jadi atau enggak?” tanya cowok itu lagi. Ia masih berdiri di depan pintu dengan kaos putih yang melekat di tubuhnya dan celana pendek di atas lutut.
“Jadi,” jawab Kaila dan menerobos masuk.
Pemuda itu mengeluh kesakitan karena roda koper Kaila mengenai jari kelingking kakinya namun gadis itu hanya mengangkat tangannya sebagai isyarat permintaan maafnya. Ia lanjut berjalan memasuki apartemen dan melihat-lihat ke sekelilingnya.
Bagus dan rapi.
Kaila mengangguk-angguk. Ia berjalan dan melihat balkonnya, pemandangannya cukup bagus karena langsung ke jalan raya dan gedung-gedung pencakar langit lainnya. Bintang bersinar dengan terangnya, tidak ingin kalah saing dengan gedung-gedung pencakar langit.
“Kamar gue yang mana?” tanyanya pada pemuda itu.
Pemuda itu menunjuk pintu yang ada di sisi kiri. “Itu kamar lo.”
“Dan itu kamar lo?” tanya Kaila menunjuk pintu yang ada di sisi kanan. Berhadapan satu sama lain.
Pemuda itu mengangguk.
Kaila hendak mengambil kunci yang ada di tangan pemuda itu, tapi pemuda itu mengangkat tangannya dengan tinggi.
“Sebelum itu, kita diskusikan masalah peraturan dulu,” ujarnya.
Kaila mengangguk. Mereka berdua duduk di kursi meja makan. Mata Kaila masih melihat ke sekelilingnya, ia sangat suka dengan pengaturan yang ada di apartemen ini. Semuanya tersusun dengan rapi dan baik. Oh tidak lupa dengan dapurnya, ia menyukainya.
“Btw gue Angkasa, lo?” tanya pemuda yang ternyata bernama Angkasa.
Kaila nyaris saja tertawa karena nama pemuda itu lucu menurutnya. Orang tua mana yang memberi nama anaknya dengan Angkasa? Haha ingin anaknya menjadi penguasa Angkasa? Begitulah Kaila dan pemikiran buruknya tentang semua hal.
“Kaila.”
Angkasa mengangguk. Ia meletakkan satu lembar kertas di atas meja.
Peraturan di Apartemen 048.
1. Selesai makan ataupun masak, piring harus segera dicuci
2. Makanan yang tidak ada label nama adalah milik bersama
3. Tidak bersih-bersih apartemen dikenakan denda 300.000
4. Tidak boleh mencampuri urusan pribadi
Yang bertanda tangan di bawah ini.