Lelah sekali hari ini.... Jam di pergelangan tanganku sudah menunjukkan jam dua belas. Yang menandakan aku sudah bekerja lebih dari enam belas jam. Untung saja semua pekerjaanku di kerjakan dari rumah, setidaknya aku tak perlu berpikir cara untuk pulang.
Aku pindah dari depan laptop di meja belajar ke kursi malas. Aku baru tersadar bahwa aku belum menyalakan lampu rumah. Aku sudah terlalu lelah dan malas untuk sekedar berdiri dan menyalakan lampu di rumah ini. Satu-satunya penerangan yang ada sekarang ini adalah dari lampu di nakas sampingku, yang sebenarnya lampu tidur. Aku sudah mengatur agar saat jam tujuh malam lampu ini menyala sendiri.
Aku menutup mataku dengan tangan kanan. Mataku terasa hangat dan terasa sedikit pegal. Aku pikir semua orang akan merasakan hal yang sama jika berhadapan dengan laptop selama enam belas jam.
Aku tak berani mengeluh tentang hal ini. Sejak aku remaja aku sudah menginginkan pekerjaan ini, jadi saat aku mendapatkannya aku tak boleh mengeluh. Sebaliknya, aku harus mengerjakannya dengan sepenuh hati. Masih dengan menutup mata dengan tangan kananku, aku mengulas senyum kecil mengingat masa remaja dan perjuangan yang aku lalui sampai akhirnya ada pada tahap ini.
Aku merasakan aura magis, setelah tersenyum rasa lelah yang aku rasakan sebelumnya berkurang drastis. Aku beranjak dari kursi malas dan menyalakan saklar lampu di rumah. Seketika aku memejamkan mata karena cahaya yang tiba-tiba masuk kedalam netra mataku.
Setelah merasa mataku terbiasa dengan cahaya aku berjalan menuju lemari. Aku harus mandi, untuk menghilangkan rasa lelah yang tersisa.
Aku membuka laci untuk mencari sikat gigiku. Sudah tiga bulan, sudah waktunya aku mengganti sikat gigiku.