Tak semua yang tampak lembut berarti hangat. Tak semua tangan yang merangkul benar-benar ingin memeluk --- beberapa hanya ingin menggenggam agar bisa mengontrol.
Aku pernah berfikir, bahwa kebaikan adalah tanda pasti bahwa seseorang bisa dipercaya. Tapi ternyata, kebaikan pun bisa dipakai sebagai alat, sebagai strategi.
Ada orang-orang yang memberikan bantuan, tapi menyimpan catatan. Yang mendekat dengan kasih, tapi berharap imbalan yang tak pernah diucapkan. Yang menyelamatkanmu dari gelap, hanya untuk membuatmu tak bisa pergi darinya.
Dan yang lebih rumit: kadang kita tak langsung menyadarinya. Karena kebaikan palsu tak datang dalam bentuk ancaman. Ia datang sebagai perhatian, sebagai dukungan, bahkan sebagai "teman paling pengertian" yang perlahan membuatmu ragu pada dirimu sendiri.
Keysha pernah mengalami itu. Ia menjalin hubungan dengan seseorang yang selalu terlihat sempurna di mata orang lain. Membantu, mendengarkan, mendampingi. Tapi di balik itu semua, ia mulai kehilangan kebebasan berpikir. Setiap keputusan harus disetujui. Setiap pilihan harus sejalan. "Dia bilang itu bentuk sayang" kata keysha. "Tapi ko rasanya aku makin jauh dari diriku sendiri?"