Tidak semua jawaban datang lewat kata-kata. Beberapa hadir lewat sunyi yang tak terucap, dan justru disitulah suara-suara terdalam mulai terdengar: bukan dari luar. Tapi dari dalam.
Setelah semua langkah itu, Keysha duduk diam di ruang yang tak bisa dijelaskan---ruang antara tanya dan pasrah, antara luka dan terima.
Di sanalah suara hatinya mulai berbicara.
Lembut, tapi jujur.
Tanpa basa basi. Tanpa sandiwara.
"Apa kau benar-benar ingin seperti mereka, atau kau hanya takut menjadi dirimu sendiri?".
Pertanyaan itu tak datang dari siapa-siapa. Ia tau, itu suaranya sendiri---hatinya---yang selama ini tertutup oleh berisiknya dunia.
Dan saat ia mencoba menjawabnya, tiba-tiba jiwanya ikut menyapa.
Suara itu lebih dalam, seperti berasal dari tempat yang jauh namun dekat, dari masa lalu dan masa depan sekaligus.