Keysah tak pernah menyangka bahwa perjalanan sejauh ini bukan tentang mencari, melainkan mengingat. Mengingat siapa dirinya sebelum dunia mulai membisikkan siapa dia seharusnya.
Setelah semua kebisingan mereda, setelah suara hati, suara jiwa, dan suara Tuhan kembali terdengar seperti tiga nada yang harmonis---ia sadar, dirinya hanya butuh satu hal: Ruang.
Ruang untuk diam.
Ruang untuk lelah.
Ruang untuk tak menjelaskan apa-apa.
Ruang untuk pulang, bukan kerumah...tapi ke dirinya sendiri.
Ditengah perjalanan hidup yang kadang terlalu keras, kadang terlalu cepat, dan kadang terlalu sunyi, Keysha mulai mengenali tempat yang tak bisa diberikan siapa pun: pelukan dari dalam dirinya sendiri.