Berharap Madu, Terdulang Permata

SURIYANA
Chapter #21

21. Foto Polaroid

“Boleh bertanya, nggak?” ucap Citra tiba-tiba. Ada berbagai pertanyaan yang menggantung di kepalanya yang juga berkaitan dengan atasannya, Ibu Arinda.

“Ya, boleh saja, walaupun belum tentu saya mau menjawabnya,” jawab Vikri setengah menggoda.

“Kenapa kamu ada di sini?” sambar Citra tanpa senyum pertanda ia tidak sedang ingin bercanda.

“Kenapa nggak? Bali adalah tempat yang indah untuk liburan. Ibu dan adik –

“Setop, jangan berbohong seperti kepada Pak Made tadi,” hardik Citra. “Apa Ibu Arinda yang menyuruh kamu?”

Betul, hanya itu jawaban yang masuk akal. Ibu Arinda pasti sudah mengetahui kalau ia gagal menikah. Namun, masih ada beberapa kepingan yang tidak cocok atau belum ia temukan. Untuk apa? Mengapa laki-laki itu yang diutus menemuinya?

“Saya tidak berbohong. Keluarga saya memang ada di sini. Minggu depan adik saya sudah berangkat ke Jerman untuk kuliah. Lalu, Mama saya mengajak ke Bali sebagai perpisahan.”

“Tapi, kamu ada di studio foto….”

“Mama yang ingin punya foto keluarga bertema Bali. Aduh, namanya ibu-ibu, ya. Foto keluarga yang dimaksud paling-paling cuma tiga kali jepret. Tapi, Mama dan adik saya, tuh, berulang-ulang selfie dan mengambil foto dengan handphone-nya.”

“Nggak, nggak… ini terlalu kebetulan,” respons Citra. “Masa kita punya jadwal foto yang sama pagi tadi?”

Citra memperhatikan Vikri yang menambah porsi nasi kedua ke atas piringnya. Ia mengagumi bagaimana makanan yang dikonsumsi laki-laki itu sangat banyak tapi tubuhnya tetap terlihat atletis.

Dengan mulut yang penuh dengan makanan, Vikri menjawab, “Tampaknya kamu dan Mama memiliki kebiasaan yang sama. Kalau mau foto, ya harus pagi-pagi, supaya hasilnya bagus.”

Tidak salah, batin Citra dalam hati. Ia memang meminta memasukkan agenda berfoto pagi-pagi dalam itinerari. Alasannya supaya mereka belum terlalu lelah dari kunjungan ke tempat wisata. Bahkan, ia menjadwalkan kegiatan itu di hari pertama paket bulan madu semata-mata agar tidak kelupaan dan hasilnya bagus.

“Tunggu, ini ada buktinya,” kata Vikri seraya berpindah tempat ke samping Citra agar dapat menunjukkan foto-foto di telepon genggamnya.

Vikri tidak berbohong. Ada foto keluarga dengan formasi empat orang memenuhi layar gawai milik laki-laki itu. Vikri menggeser jemarinya untuk menunjukkan foto-foto di balik layar proses pemotretan.

Lihat selengkapnya