berharap pada siapa??

hendidesfian
Chapter #2

ketika semua merasa sunyi #2

Chapter 2: Ketika Semua Terasa Sunyi

Hari-hari setelah kejadian itu berlalu dengan cepat, namun perasaan kosong Ian tak kunjung hilang. Pagi itu, seperti biasa, ia bangun dari tidur yang lelap, namun bukan ketenangan yang ia rasakan—hanya sebuah kekosongan yang menemaninya sepanjang hari. Ian berusaha menjalani rutinitas seperti biasa: mandi, sarapan seadanya, lalu berangkat ke sekolah. Namun, meskipun tubuhnya bergerak, pikirannya terus terombang-ambing, terjebak dalam kebingungan yang tak bisa ia ungkapkan.

Di sekolah, semuanya terasa berbeda. Ian mencoba fokus pada pelajaran, tapi entah mengapa, ruang kelas terasa semakin sunyi. Ia duduk di bangkunya, melihat teman-temannya sibuk dengan dunia mereka masing-masing. Bahkan Ardi, sahabat yang selalu ada untuknya, kini lebih sering menghindar. Mereka yang dulunya selalu bersama, berbicara tentang hal-hal konyol, kini seperti dua orang asing yang tak saling mengenal.

Ardi yang biasanya selalu hadir di setiap kesempatan, baik itu di waktu istirahat atau di luar jam sekolah, kini lebih memilih untuk bersama teman-teman lainnya. Ian mencoba untuk mendekati, berharap bisa berbicara seperti dulu, tetapi setiap kali ia mencoba mengajaknya berbicara, Ardi hanya memberikan senyum tipis dan jawaban yang tidak bersungguh-sungguh. Ian merasa seperti ada dinding yang terbentuk antara mereka, dinding yang semakin lama semakin tinggi.

Saat istirahat, Ian melihat Ardi bersama teman-teman baru yang lebih ramai, tertawa dan bercanda tanpa menghiraukannya. Ian merasa kesepian di tengah keramaian. Meskipun ia tahu bahwa perubahan adalah bagian dari hidup, ia tidak bisa menghindari perasaan bahwa ada yang hilang—sahabat yang selama ini selalu ada untuknya kini menjauh tanpa alasan yang jelas. Ian bertanya-tanya dalam hati, apakah ia melakukan sesuatu yang salah? Apakah ia tidak cukup penting untuk Ardi?

Namun, yang lebih mengganggu adalah Nadia. Kekasih yang selalu menjadi tempat berbagi cerita dan harapan. Nadia, yang dulu selalu mengirim pesan setiap malam, kini tampak begitu jauh. Pesan-pesan yang ia kirimkan selalu dibalas dengan singkat, bahkan sering kali tidak dibalas sama sekali. Panggilan telepon yang biasanya selalu diangkat, kini diabaikan. Ian merasa bingung, tidak tahu apa yang terjadi. Apa yang salah dengannya? Kenapa Nadia, yang selalu mengatakan bahwa mereka akan selalu bersama, kini mulai menjauh tanpa penjelasan?

Lihat selengkapnya