berharap pada siapa??

hendidesfian
Chapter #3

langkah kecil menuju pemulihan #3

Chapter 3: Langkah Kecil Menuju Pemulihan

Minggu-minggu setelah percakapan dengan Rania, Ian mulai merasakan sedikit perubahan dalam dirinya. Walaupun luka di hati masih ada, ia merasa ada secercah harapan yang mulai tumbuh, pelan-pelan. Setiap hari, ia berusaha untuk bangun dengan niat yang lebih baik, meski terkadang perasaan kesepian itu datang kembali, mengingatkan Ian akan semuanya yang telah hilang.

Di sekolah, meskipun Ardi semakin menjauh, Ian berusaha untuk tidak terlalu memikirkannya. Ia tahu bahwa tidak ada gunanya terus berharap pada sesuatu yang sudah mulai retak. Namun, ia juga mulai sadar bahwa hidup tidak selalu tentang orang lain. Ia harus bisa menemukan cara untuk bangkit tanpa bergantung pada orang lain. Rania, meskipun bukan sahabat dekat, memberinya sedikit pandangan baru tentang bagaimana melihat dunia—bahwa terkadang kita tidak perlu banyak orang untuk merasa dihargai, cukup satu orang yang benar-benar peduli.

Hari-hari Ian kini diisi dengan rutinitas yang lebih terkendali. Di pagi hari, ia tetap menjalani kebiasaannya, pergi ke sekolah dengan langkah yang lebih pasti, meskipun terkadang masih terasa berat. Namun, hari itu, sesuatu berbeda. Ketika ia memasuki gerbang sekolah, ia melihat seorang teman lama yang tidak pernah ia ajak bicara, Dimas, sedang duduk sendirian di bangku taman. Dimas dikenal sebagai sosok yang selalu tertawa dan membuat orang di sekitarnya merasa nyaman, tapi belakangan ini ia juga cenderung menghindari keramaian.

Tanpa alasan yang jelas, Ian merasa terdorong untuk mendekati Dimas. Mungkin karena ia sendiri merasa terasing, ia bisa merasakan betapa pentingnya memiliki seseorang untuk berbicara, bahkan jika itu bukan teman dekat.

"Hei, Dimas. Lagi apa?" sapa Ian dengan ragu. Suara Ian terdengar lebih tegas dari yang ia kira, meskipun hatinya masih merasa cemas.

Lihat selengkapnya