berharap pada siapa??

hendidesfian
Chapter #4

mencari makna di tengan kehilangan #4

Chapter 4: Mencari Makna di Tengah Kehilangan

Hari-hari setelah percakapan dengan Rania dan pertemuan dengan Dimas, Ian mulai merasakan perubahan, meski kecil. Luka di hatinya belum sembuh sepenuhnya, tapi ada sedikit ruang untuk harapan yang mulai tumbuh, meskipun ia tidak tahu dari mana datangnya.

Pagi itu, langit tampak cerah, tetapi Ian merasakan sebaliknya. Ia kembali berjalan menyusuri koridor sekolah dengan langkah berat. Sekilas, dunia di sekelilingnya terlihat sama, namun hati Ian merasa jauh dari apa yang dilihatnya. Ardi yang dulu selalu ada untuknya kini semakin menjauh, dan Nadia, meskipun sesekali mengirim pesan, tidak pernah kembali seperti dulu. Kehilangan itu masih menghantui, dan ia tidak tahu harus bagaimana.

Namun, hari itu ada sesuatu yang berbeda. Setelah jam terakhir pelajaran, Ian memutuskan untuk berjalan keluar, menyusuri taman sekolah yang sepi. Ia butuh udara segar dan ingin sedikit melupakan segala kepenatan yang ada di dalam kepalanya. Begitu sampai di dekat taman belakang, ia melihat Dimas sedang duduk di bangku panjang di bawah pohon rindang, dengan sebuah buku di tangan. Dimas, teman sekelas yang selama ini cenderung terasing, terlihat berbeda—lebih tenang, lebih damai daripada biasanya.

Tanpa berpikir panjang, Ian mendekat dan duduk di samping Dimas. Tidak ada kata-kata untuk memulai, hanya suara langkah kaki yang terhenti. Dimas menoleh ke Ian dan mengangkat bahunya seolah berkata, "Ada apa?"

“Aku cuma butuh sedikit ruang untuk berpikir,” jawab Ian, sambil menatap pohon yang teduh di hadapannya.

Dimas mengangguk pelan, tidak terburu-buru untuk memberi tanggapan. Setelah beberapa detik, Dimas membuka mulut. “Kadang, kita memang butuh ruang untuk diri sendiri. Hidup itu kadang terlalu penuh dengan kebisingan, ya?”

Ian hanya mengangguk. Ia merasa kata-kata itu mengena. Dimas tidak bertanya banyak, tetapi kehadirannya membuat Ian merasa seolah-olah ada yang mengerti. Tidak ada yang menghakimi, tidak ada yang mencoba memberi solusi yang belum tentu ia inginkan. Hanya kehadiran yang menenangkan.

Lihat selengkapnya