Berharga

Rere Valencia
Chapter #16

Seringkali Bohong adalah Kebaikan

Angel yang sejak tadi menonton video klip oppa juga bias pujaannya dari berbagai idola K-Pop mulai bosan, sudah 5 hari ia terbaring lemah, karena sakit. Kejang pun sudah menyertainya dalam 5 hari itu, hampir sepanjang hari.

Kejang Angel makin memburuk dan ia menyalahkan kakaknya, Bara. Bagaimana tidak kakak sulungnya tersebut telah membohongi perihal Rahma yang telah menengok dan membeli kue untuknya bersama teman-teman Angel yang lain.

Keesokan harinya Rahma dan yang lain baru betul-betul menengok Angel karena khawatir dengan gadis itu sebab tidak memberi surat izin.

"Eh, kok nengok lagi?"

"Kan kemarin udah."

Ucap Angel dengan wajah sumringah yang membuat Rahma dan yang lainnya bertanya-tanya.

"Kemarin apa?"

"Ini pertama kali kami kesini karena kamu gak izin."

Rahma ramah menjawab dengan senyum yang adem.

Tapi senyuman Rahma yang menyejukkan itu tidak bisa menjadi air segar, itu malah membuat Angel panas hati karena merasa dibohongi sang kakak, ada orang berdehem saja Angel sudah sakit hati, apalagi perkara soal ketidakjujuran atau kebohongan yang bahkan dalam anggapan Angel itu bisa membuat kredibilitasnya di sekolah memburuk.

Angel menyalahkan Bara yang bilang lupa membuat surat izin karena tak sempat, terlalu sibuk dengan beban pikiran tugasnya di toko kain Tante Tutik, Angel pikir itu hanya alasan karena di hari itu Bara sendiri izin tak masuk kerja. Angel sendiri tahu beban pikiran bisa membuat lelah dan lupa, tapi Angel kini seolah tak peduli.

Angel marah-marah sambil menyinggung masa depannya, sekolahnya, teman-temannya, masa depan keluarga termasuk Bara sendiri pun kelumpuhan Syafril serta kejujuran yang selalu dipegang teguh Bara.

Bahkan ia ngedumel berbagai hal yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan akibat dari kebohongan kakak sulungnya itu.

Bara tidak membalas, hanya menjawab "Ya." "Maaf, Njel." atau "Amin." Karena tahu akan menjadi masalah besar pada mental adik gadisnya tersebut jika ia membela diri berargumen dengannya.

Bahkan Angel yang melempar piring yang untungnya plastik dan mengenai bahunya tidak Bara balas, Bara membersihkan kotoran bubur di lantai yang berserakan pun ditubuhnya, tapi sebelumnya ia meminta izin pada Angel dengan amat sopan dan halus karena ia tahu jika asal langsung mengepel lalu membersihkannya Angel bisa tersakiti karena hatinya amat sensitif.

Bara tahu Angel cerdas dan takutnya Angel merasa diperlakukan secara sarkastik oleh kakaknya tersebut, seperti perlakuan Shanks pada Bandit Higuma dalam anime One Piece.

Bara tahu Angel cerdas dan sedang sangat sangat sensitif sehingga ia memutuskan untuk sangat amat berhati-hati dalam bersikap terutama bersikap secara emosional pada Angel, meski itu akan menguras emosinya sendiri, atas saran David saat sempat bertemu kemarin sewaktu sedang jalan dengan Tasha. Pria muda tersebut siap berkorban demi kestabilan, terutama kestabilan kesehatan dan kestabilan emosi adik sulungnya itu.

***

Angel tidak pernah berpikir sang kakak berbohong demi kebaikannya, tak pernah tahu kalau saja Bara bilang tugas Angel yang sebetulnya belum selesai karena Angel pingsan ditengah-tengah tugasnya ia berikan pada pihak sekolah maka Angel akan mendapat nilai merah.

Sebab Angel banyak melakukan kesalahan karena memaksakan dirinya dalam mengerjakan tugas tersebut. Karena pada saat ia mengerjakan tugasnya itu, Angel sedang dalam kondisi kejang psikotik tinggi bercampur sakit parah.

Tapi Angel seolah tidak bisa menilai dari sisi itu, ia yang sebetulnya dalam hati terdalam paham betul alasan sang kakak malah dibutakan oleh alasan bahwa tidak masalah tugas dikumpulkan meski banyak salahnya ketimbang tidak mengumpulkan sama sekali.

Angel tidak mentolerir Bara yang punya kesibukan pun dunianya sendiri, emosi membuatnya tidak sempat untuk mempertimbangkan hal tersebut.

Suara alasan sang kakak di dalam kepalanya yang bisa dibilang logis kalah berbenturan dengan suara di kepalanya yang mematahkannya. Juga suara di kepalanya tentang kemungkinan sibuknya Bara dipatahkan pula oleh emosi gadis remaja tersebut.

Angel sadar kini ada suara-suara di kepalanya, gejala skizofrenia bahkan skizoafektif yang lebih buruk karena Angel juga buruk dengan mood membuatnya makin takut, kecemasannya pun mulai meninggi dan akibatnya ia lagi-lagi mengalami kejang psikotik.

Angel sebetulnya tak kaget jika saja ia memang punya skizofrenia bahkan yang lebih buruk skizoafektif, sebab ayah dan ibunya, Yanto serta Sukmawati, pun memiliki riwayat penyakit tersebut.

Yang ia takutkan adalah Angel takut pria akan lari dan tak mau menikahinya. "Siapa pula yang mau menikah dengan cewek jelek dengan gangguan jiwa yang tubuhnya juga tidak proporsional." Pikir Angel.

Ya, Angel takut ia tidak akan pernah memiliki pasangan hidup seumur hidupnya.

Angel yang sebetulnya secara paras dan tubuh mempesona memang memiliki krisis percaya diri jika menyangkut wajah dan keproporsionalan tubuhnya. Merasa terlalu gemuk, merasa bibirnya terlalu tebal, merasa berkulit gelap yang baginya tak akan laku dalam standar pria-pria seumurannya.

Hal itu disebabkan standar dari Angel adalah idol idol K-Pop juga idol idol dari 48 grup yang sering ia lihat streaming atau ikuti kegiatannya di berbagai media sosial.

Angel tidak sadar bahwa standar kecantikan bukan sekedar para idolanya di dunia K-Pop atau idol 48 grup saja, karena hal itu bervariasi dan tergantung pada banyak perspektif untuk menilai.

Kali ini pun Angel tertatih-tatih bangun dari ranjangnya hanya sekedar untuk bercermin dan melihat perutnya, merasa perutnya itu maju seperti perut bapak-bapak buncit, selain juga merasa bibirnya tebal Angel pun merasa wajahnya berkerut, padahal hal tersebut karena Angel sedang sakit dan bukanlah sesuatu yang permanen, Angel juga merasa dirinya tinggi layaknya jerapah, padahal itu semua hanya ada dalam kepala Angel.

Ia cantik dan langsing, tubuhnya proporsional, bibirnya juga bagus cenderung seksi, kulitnya pun bersih glowing serta tingginya proporsional semampai, jika diibaratkan Angel sangat mirip dengan aktris Cut Syifa ketika masih remaja.

Tapi pikiran Angel mengalahkan logikanya sehingga ia merasa dirinya jelek dan tidak pantas untuk mendapat pasangan hidup, akibat hal itu Angel yang teringat tentang fisiknya dan secara kebetulan juga dihantui perihal skizofrenia dan skizoafektif menjadi cemas, kecemasannya tinggi, ia merasa tubuhnya akan mengalami kejang, ia berusaha secepat kilat untuk berbaring di kasurnya dan tidur.

Ia pun kesal kenapa sampai diberi penyakit menjengkelkan seperti itu, Angel mencoba tidur tapi semakin ia mencoba tidur ia malah takut tidak akan pernah terbangun lagi, parahnya hal itu diperparah kondisi Angel yang juga sedang sakit keras.

Angel sebetulnya tidak takut mati, tapi ia takut meninggalkan keluarganya di tengah kesusahan. Ia tak mau egois sendiri, meninggalkan keluarganya yang sedang banyak masalah meski bisa saja Angel mengkonsumsi seluruh obatnya secara sekaligus untuk bunuh diri agar penderitaannya berakhir. Pun banyak alat-alat yang bisa digunakan Angel untuk bunuh diri, Angel tidak melakukannya, seemosi apapun dan separah apapun rasa sakitnya.

Angel terus mencoba tidur sekuat tenaga karena tahu hanya tidurlah yang bisa membuat neraka yang kini dialami oleh tubuhnya lenyap untuk sementara waktu.

Angel terus mencoba tertidur, sesekali ia menggigil karena tak tahan kejang tubuh serta kondisi panas dinginnya, ia terus mencoba dan mencoba sambil tidak memikirkan hal apapun untuk menenangkan pikirannya sesuai petunjuk yang ia baca di internet tentang penanggulangan dan penanganan kejang kecemasan serta kejang psikotik.

Angel mencoba dan mencoba untuk terlelap meski pikirannya sulit ia kosongkan karena bagaikan mesin yang terus memproduksi suara tanpa henti, Angel mencoba mengabaikan suara-suara yang seolah tidak pernah lelah dan seolah menantang jiwanya untuk berduel itu, Angel berusaha dan terus berusaha untuk bisa tidur sampai kemudian terlelap pulas.

Tapi tak bisa, Angel tetap terjaga dengan kondisi kejang parah yang menguasai seluruh sendi-sendi serta sum-sum tubuhnya.

"Gak bisa bangun lagi."

"Gak bisa bangun lagi."

"Gak bisa bangun lagi."

Lihat selengkapnya