Berharga

Rere Valencia
Chapter #19

Layak Kah Aku Untuk Dicintai?

Pagi itu panas sudah sangat menyengat, waktu menunjukkan pukul 09.30 WIB, pelajaran biografi sedang berlangsung. Angel nampak aktif dalam tanya jawab antara guru dan murid, selain Angel ada satu lagi murid yang juga aktif, ia adalah Alex.

Rahma memandangi sahabatnya yang aktif tersebut, ia sadar setiap Alex aktif terlibat dengan guru Angel menjadi bersemangat, Rahma melihat bukan demi persaingan akademis, Angel bersemangat karena ada ketertarikan khusus pada Alex.

Padahal aslinya Alex adalah saingan Angel untuk meraih prestasi sebagai nomor satu di sekolah, walaupun kemampuan Angel sudah sangat jauh berkurang, Alex bahkan hanya bisa dikalahkan Angel, ia ingin menjadi nomor satu di sekolah, dan setiap ia ingin berdiri di puncak, Angel selalu menjadi perintang terakhir yang tak mampu ia lewati.

0 piala berbanding 39 piala milik Angel dimana seluruhnya juara ke 2 tentu bagi remaja manapun akan membuat dendam, tapi tidak Alex, Alex memang memiliki budi pekerti yang baik, ia sama sekali tidak memusuhi Angel, bahkan ia sering meminta Angel untuk bekerjasama dalam berbagai tugas.

Itu karena ia tahu Angel memang sangatlah cerdas, ia juga ingin nilainya meningkat karena itulah ia sering melibatkan Angel dalam tugas-tugasnya, tidak ada rasa takut tersaingi, tak ada rasa panas hati karena ada yang selalu menghalanginya ke puncak, dan itulah yang menjadi penyebab Angel menaruh hati pada Alex.

Alex mendapat Whatsapp dari teman satu sekolahnya yang bernama Indah. Isinya,

"Yang, nanti istirahat anter aku sebentar ke rumah."

Ya, Alex telah memiliki kekasih, masih kelas 1, dan Alex amat mencintainya. Yap, itulah yang kadang membuat Angel kecewa, Angel sering cemburu, sering bucin melihat dekatnya Alex dengan Indah, sang adik kelas.

Indah sendiri termasuk siswi cerdas namun belum di level Alex apalagi Angel, tapi bukan cuma itu, Indah tahu tata krama, orangnya sopan dan tutur katanya halus, dan itu bukan suatu kepura-puraan atau bentuk sikap agar main aman di tengah pergaulan, Indah memang pada dasarnya memiliki hati yang mulia, membuat Alex makin jatuh hati dan sulit untuk berpaling.

Angel memperhatikan Alex yang membaca Whatsapp dimana handphone nya ia sembunyikan di laci kolong meja, Angel tahu itu dari Indah, sebab hanya Indah lah yang membuat Alex mau meleng dari pelajaran yang sedang dijelaskan, untungnya kini sang guru sedang fokus berdiskusi dengan murid lain sehingga aksi Alex tidak ketahuan.

"Layak lah aku untuk dicintai?"

Angel merasa inferior sekarang, ia memang siswi tercerdas di sekolah bahkan jika mencampuradukkan gender dirinya merupakan murid terbaik di sekolah, wajahnya pun tak kalah cantik dari Indah, bahkan lebih cantik, tapi rasa tidak percaya diri itu, rasa inferior, kini menguasai gadis yang keindahan senyumannya tak akan hilang dari pikiran itu.

"Hah?"

"Tadi Pak Sastro lagi jelasin apa?"

Angel bingung karena terlalu fokus pada Alex, ia pun mencoba mendengarkan diskusi antara Pak Sastro dengan salah satu kawan sekelasnya, dari mendengarkan sekilas, dalam sekejap Angel tahu apa yang sedang dibahas dan sangat paham intinya, dan memang secerdas itulah Angel, sayang daya otaknya kini sangat jauh berkurang, meski kini pun jika ada olimpiade ia bisa diadu dan ada kemungkinan menang, tapi ia sudah tak secerdas dulu lagi.

Apalagi kini Angel sedang bucin berat, pastinya kemampuan Angel pun makin bertambah menurun meskipun untuk level kecerdasan rata-rata turunnya level kemampuan akademik Angel masih sangat jauh berada diatas orang-orang pada umumnya.

***

"Kamu helmnya dipake, dong."

Dari kejauhan Angel sedang melihat Indah yang sedang memakaikan helm pada Alex.

Rahma yang ada di sebelah nya ikut memperhatikan tingkah Indah pada Alex.

"Njel, daripada kebakar cemburu mulu."

"Mendingan ke kantin, yuk."

Ajak Rahma sambil menarik-narik tangan sahabatnya itu.

"Aduh, sakit. Kamu kekencengan narik tangan aku." Keluh Angel.

"Eh, maaf."

Rahma meminta maaf sambil melepaskan tangannya yang tadi menarik Angel, setelah itu ia tertawa kecil.

Kemudian kedua sahabat itu bersama teman-teman gang mereka yang lain pergi menuju kantin.

Yap, pembaca pasti mengira Angel adalah murid kutu buku yang hanya memiliki Rahma sebagai teman satu-satunya, faktanya tidak begitu, Angel memiliki banyak sekali teman bergaul, ia akrab hampir dengan semua orang di sekolah dan juga memiliki gang tersendiri, yang isinya bukan dari murid-murid cerdas saja, tapi dari berbagai jenis siswa dan siswi.

Angel mencoba bergaul dengan semua pihak di sekolah karena menurut psikologi yang ia pelajari, banyaknya kenalan dan teman akan sedikit memulihkan mentalnya.

***

"Ma, siniin. Cepetin sausnya."

"Kurang pedes, nih. Baksonya."

Pinta Angel pada Rahma yang juga sedang melumuri baksonya dengan saus.

"Iya, kok sekarang kerasa kurang pedes ya, Njel?" Tanya Rahma.

"Cabe mahal."

"Ini selain cabe juga pasti ada bahan lain."

Jawab Angel. Lalu Angel meneruskan.

"Tapi mau gimana lagi, perut gak diisi makanan pokok nanti berpengaruh ke lemes nggaknya."

Kata-kata Angel itu dijawab cekikikan dan tawa keras oleh Rahma, pun semua yang ada di kantin termasuk Angel tertawa, suasana cair pun tercipta.

Lihat selengkapnya