Berharga

Rere Valencia
Chapter #30

Kencan Pertama

Angel memegang pinggang Alex dengan erat, sejak Alex memintanya untuk mengeratkan pegangan ke pinggangnya hati Angel makin berbunga-bunga. Memang Alex sejak di rumah pun sama sekali tidak mengucap kata-kata romansa atau mengungkap cinta, tapi tata cara dan gestur Alex ketika memperlakukan Angel, membuat gadis tersebut merasa diperlakukan seperti layaknya seorang ratu oleh Alex.

Alex melajukan motornya dengan kecepatan sedang, ia tahu Angel takut dengan motor yang melaju kencang karena kecemasannya yang bisa memikirkan segala kemungkinan terburuk. Yang menceritakannya adalah Rahma, sebelum mengencani Angel pemuda tersebut mendatangi sahabat dari Angel yang juga tak kalah jelita tersebut untuk meminta saran dan tips agar bisa menaklukkan hati Angel.

"Lo harus ingat kalo ajak makan pokoknya jangan traktir Angel makanan yang kecut-kecut atau asem-asem."

"Jangan juga teh atau kopi, penyandang kecemasan kayak Angel pantang dua minuman itu. Ada kafeinnya."

Wejangan dari Rahma yang hanya dibalas oleh kata "Ya." dan anggukan berulang kali dari Alex terus terngiang di kepala pemuda tersebut.

Ia pun menghafal dalam kepalanya, pantangan makan serta minum dari Angel, gadis yang kini ia bonceng sekarang. Alex tak mau usahanya sia-sia, ia siap menembak Angel, tapi lewat nasihat Rahma juga Alex tak mau Angel kaget saat ia tembak, karena itu bisa menambah reaksi kejang kecemasannya.

"Njel, makan malam dulu, yuk."

Alex membuka percakapan setelah sekian lama tidak berbincang dengan pujaan hatinya yang ia boncengkan itu.

"Boleh."

"Jam berapa sekarang?"

Jawab Angel yang tiba-tiba diimbuhi tanya tentang waktu saat itu.

"Hampir setengah 7."

"18.20."

Jawab Alex yang dibalas kepanikan oleh Angel,

"Astagfirullah, Lex. Aku belum Shalat Maghrib."

Angel yang panik segera ditenangkan oleh Alex,

"Yuk, cari masjid."

"Lagipula belum qomat, kok."

"Kamu tadi adzan gak denger?"

Tanya Alex.

"Eee.. Aaa..."

Angel tak bisa menjawab tanya dari Alex tersebut, sebab sejak tadi ia melamun karena membayangkan dirinya hidup bahagia bersama Alex. Ia membayangkan Alex menikahinya, dan mereka hidup bahagia selamanya.

"Itu ada masjid."

Seusai memarkirkan motor di pelataran masjid Alex dan Angel segera berwudhu, mereka melakukannya dengan segera karena mengincar shalat berjama'ah. Qomat belum dikumandangkan sehingga ada waktu bagi mereka untuk dapat shalat berjama'ah, dua menit kemudian mereka pun melaksanakan Shalat Maghrib dengan jama'ah lainnya.

***

"Lex, kamu mau minum apa?"

Alex bingung untuk menjawab pertanyaan Angel, ia serba salah, minuman yang ia sukai sudah jelas mengandung zat yang akan membuat kerongkongan dan perut Angel terasa asam tentunya.

Sebetulnya Alex begitu menyukai jus buah naga, tapi ia tahu Angel adalah tipe yang akan memesan makanan atau minuman yang sama dengan yang mentraktirnya, Alex sudah memperhatikan hal tersebut sejak lama, saat Angel biasa ditraktir oleh Rahma atau kawan-kawannya yang lain di kantin sekolah.

"Air putih aja aku, Njel."

Angel sedikit terkejut kemudian bertanya,

"Itu banyak minuman kamu milih air putih?"

"Iya. Air putih aja. Gak papa." Alex mantap menjawab.

"Kalau gitu aku coklat anget aja."

"Soalnya bagus untuk kecemasanku." Ucap Angel.

Alex terkejut, ia tak pernah kepikiran coklat hangat bisa meredam kecemasan, tapi ia tak bisa apa-apa, ia terlanjur sudah memesan air putih. Bukannya gengsi, tetapi ia takut ketahuan jika dirinya memesan air putih demi menaklukkan hati gadis yang kini ada di hadapannya itu.

"Kamu beneran cuma air putih?" Tanya gadis yang sama sekali tidak tahu ia akan ditraktir.

"Iya. Gak papa." Jawab Alex yang hatinya sebetulnya dongkol karena tidak tahu menahu bahwa coklat hangat dapat meredakan gejala cemas. Ia kesal karena Rahma tak mengatakannya.

Tetapi tiba-tiba Angel berkata,

"Lex, aku cuma punya 400."

"Karena itu untuk makan ini aku cuma bisa patungan seratus."

"Sisanya buat beli buku yang kita cari."

Alex terkejut dengan pernyataan Angel, ia baru tahu kalau Angel menyangka bahwa makan malam mereka dibayar dengan sistem patungan.

Alex kemudian mencoba menjelaskan bahwa ia yang mentraktir gadis di hadapannya tersebut, ia menjelaskan dengan sabar dan kata-kata yang tenang sebab penyandang kecemasan akut seperti Angel sangat mudah tertriger.

"Hah?! Jadi kamu yang bayar."

"Aduh, Lex. Aku jadi gak enak banget."

"Aku ganti jadi pesen air putih aja, deh."

Niat Angel itu pun langsing ditindakperbolehkan oleh Alex,

"Udah. Gak papa. Kamu pesen coklat aja. Aku juga jadinya pesen coklat anget yang sama kayak kamu."

Lalu Alex teringat perkataan Rahma, apa yang perlu dikatakan agar Angel mau menerima tawaran traktiran dari dirinya.

Lihat selengkapnya