Kasur yang empuk dan ditemani bantal guling akan membantu segera ke alam mimpi. Saat ini aku berada di kamar, mencoba masuk ke alam mimpi padahal sekarang masih pukul 9 pagi. Seperti biasa, hari libur tidak ada yang istimewa, aku lebih suka tidur daripada keluar rumah. Tak lupa kalau masih pagi pintu kamar tak akan kututup, takutnya kalau terjadi sesuatu ada yang melihat.
“Sa… jangan dulu tidur, masih pagi!” larang Makku. Aku memanggil Ibu dengan sebutan Mak, karena aku orang Melayu.
“Gimana Mak, aku ngantuk,” jawabku. Makku selalu bilang seperti itu kalau aku tidur pagi-pagi, tapi yang namanya ngantuk tak tertahan tetap saja tidur. Akhirnya aku terlelap dalam tidurku.
Anisa Faiha itulah namaku, seorang gadis yang menganggap dirinya seperti perempuan, tapi tidak terlalu perempuan. Entahlah, aku pun tak tahu kenapa aku berpikiran seperti itu. Bisa dikatakan aku memang berbeda dari 2 saudara perempuanku itu. Yap, aku punya 1 kakak perempuan namanya Syifa dan 1 adik perempuan namanya Zahra, mereka berdua dari segi wajah dan sifat memang mirip. Aku juga punya 1 adik laki-laki namanya Ahmad, kalo yang satu ini ada sedikit kesamaan denganku. Sekitar pukul 2 siang aku baru bangun.
“Duh, udah jam 2 aja,” gumamku. Aku membenarkan penglihatanku, lalu beranjak ke kamar mandi untuk berwudhu dan melaksanakan shalat zhuhur, karena itu kewajibanku sebagai umat Islam.
Setelah shalat, aku langsung makan sambil nonton tv, mengingat ini sudah jam makan siang. Setelah makan, aku lanjut nonton lagi sambil mencari-cari channel tv yang acaranya bagus karena jarang nonton ya apa pun ditonton, tapi aku lebih suka nonton sinetron indosiar. Banyak yang bilang alurnya begitu-begitu aja, setelah aku pikir-pikir kehidupan nyata juga begitu.
Merasa bosan nonton tv aku pun ke dapur, aku lihat Makku sedang memasak.
“Mak, masak apa ?” tanyaku.
“Ikan goreng. Sana nyapu rumah dulu!” titah Makku. Aku langsung melaksanakan perintah dari Makku tanpa menjawabnya.
Di rumah memang aku bertugas nyapu rumah pagi atau sore. Selesai nyapu, aku istirahat sejenak untuk mendinginkan tubuh. Maklum saja di daerahku suhunya memang tinggi, kerja sedikit pasti berkeringat, seperti ini sekarang ini. Beberapa menit kemudian, aku melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 4 sore, lalu aku pun bergegas untuk mandi dan selesainya melaksanakan shalat ashar.
Sore ini aku sedang duduk di teras, seperti biasa para tetangga dan orang rumah lagi kumpul termasuk aku didalamnya. Tidak seperti di kota kalau tetangga itu orang asing, tapi di sini tetangga ya masih keluarga. Setiap sore pasti kumpul dan ada aja yang dibahas, seperti sekarang aja.
“Kapan masuk sekolah, Ngah (kakak kedua)?” tanya Ibuku. Ibu ini adalah kakak Makku, aku 4 memanggilnya Ibu karena sudah diajarkan begitu. Rumah Ibuku berseberangan dengan rumahku.
“Besok,” singkatku. FYI, hari ini terakhir liburan semester ganjil, besok sudah masuk kembali.
“Nisa sekarang udah kelas berapa?” Tanya Ibu lagi.
“Kelas 3 SMA,” bukan aku yang menjawab, tapi Makku. Oh iya, aku orangnya emang gak suka bicara, ditanya pun suka diam, jadinya Makku lah yang mewakilkan. Begitulah aku, kalau orang yang belum kenal aku pasti tersinggung dengan sikapku karena dikira aku tidak suka orang itu.