BERLIAN DALAM LUMPUR

Gevi E Setiasari
Chapter #8

Balas Dendam #8

Embun pagi menyapa, seolah memamerkan betapa indahnya sentuhan titik – titik air yang mengenai seantero penghuni bumi. Kesejukannya sampai menembus tulang rusuk, membangunkan jiwa yang tertidur pulas. Tuhan Maha Baik, Ciptaan-Nya memang tak pernah salah.

Pagi ini terasa berbeda, memandang sekeliling membuatku tersadar bahwa memang hanya Tuhan yang mampu membolak balikkan hati manusia. Mereka peserta camping yang awalnya menggerutu sepanjang perjalanan, pagi ini tersenyum takjub atas Kuasa Tuhan YME. Terimakasih Tuhan atas nikmat ini.

“Sejuk sekali udara ini.” Merentangkan tangan merasakan kesejukan udara pagi

“Semua bersiap setelah senam dan sarapan kita akan segera melakukan kegiatan turun tebing, jadi persiapkan fisik masing – masing.” Suara pemberitahuan dari salah seorang panitia.

“Sepertinya memang ini bukan waktu yang tepat untuk menikmati pemandangan indah ini.” Hmmm

“Kak semua udah kumpul.”

“Iya, udah dibagi kelompok juga belum?”

“Sudah Kak.”

“Kalo gitu langsung aja dimulai ya.”Pintaku pada panitia

Satu persatu kelompok sudah berjalan menapaki rute yang sudah disiapkan panitia. Aku mendapat giliran pos terakhir, paling ujung dan lumayan terjal jalannya.

Berbagai ekspresi berhasil kami dokumentasikan, dari ekspresi ketakutan, santai sampai ekspresi histeris karena ketinggian. Semoga kegiatan ini meninggalkan kesan untuk kami. Banyak ilmu yang tentunya kammi dapatkan, uji ketangkasan, kekompakan serta kemandirian semua tertuang jadi satu disini.

Pos terakhir dari peserta terakhir sudah selesai, saatnya aku kembali ke tenda. Masih harus menempuh perjalanan 20 menit dari pos menuju tenda. Penat, lelah dan haus bercampur menjadi satu. Tapi aku puas, sepertinya mereka semua berkesan.

“Istirahat disini dulu ah.” Menepi kealiran sungai, duduk diantara bebatuan besar

“Sedang apa kamu disini?” 

“Aldy, aku bermaksud istirahat sejenak, lagi pula dibawah juga masih rame istirahat juga kan.”

“Kamu kok masih disini?”

“Cuma mau nyantai sambil istirahat juga. Oya ini aku bawa minum.” Memberikan sebotol minuman

“Makasih ya Dy.” meraihnya kemudian langsung meminumnya, belum sampai habis tiba – tiba aku merasa pusing dan tertidur

Tiba – tiba aku terbangun disebuah rumah sederhana. Aku bingung apa yang sebenrnya terjadi padaku. Kenapa aku bisa ada disini?

“Mbak sudah bangun?” seorang lelaki tua datang menghampiriku

“Iya pak, maaf saya dimana ya?”

“Mbak ada dirumah saya, kemarin sore saya menemukan mbak pingsan diatas batu tepi sungai itu.” Menunjuk kearah tempat dimana aku beristirahat.

Monolog

“Pingsan?”

Lihat selengkapnya