BERLIAN YANG TERBUANG
"Yudha-Yudha sudah dari dulu mama memperingatkan kamu supaya menikah sama Monika yang jelas bebet, bibit dan bobotnya tapi kamu keras kepala, begini nih akibatnya sudah 3 tahun menikah belum juga punya anak," ucap mama mertua kepada mas Yudha suamiku.
"Kenapa sih ma selalu saja ngungkit-ngungkit masalah anak? anak itu rezeki dari Allah ma, Allah yang bisa ngasih rezeki itu mama gak bisa nyalahin aku ataupun Zahra," ucap mas Yudha kepada mama mertua.
"Kenapa? kamu bilang kenapa Yudha? mama ini sudah tua, mama pengen segera menimang cucu," ucap mama mertua.
"Atau kamu ingin mamamu ini mati dulu, baru kamu sadar," ucap maa mertua sambil berlalu pergi meninggalkan mas Yudha.
Setiap hari mama mertua selalu berdepat dengan mas Yudha masalah anak, tak jarang mama mertua juga menyindirku bahkan memarahiku gara-gara aku yang tak kunjung hamil setelah 3 tahun menikah.
Kami menikah atas dasar cinta, meskipun mama mertua dulu menentang hubungan kami namun pada akhirnya beliau memberikan restu untuk kami. Sebelum menikah mas Yudha memiliki seorang teman perempuan bernama Monika, Monika begitu mencintai mas Yudha namun tidak dengan mas Yudha.
Mas Yudha memilih mencintai dan menikahi aku yang hanya gadis biasa. Aku dan mas Yudha adalah teman SMA dan kami bertemu kembali disaat mas Yudha membeli kue di kedai milik ibuku. Pertemuan tak sengaja setelah 3 tahun berpisah pasca lulus SMA rupanya memberikan benih-benih cinta antara kami berdua, hingga kami memutuskan untuk menikah setelah 1 tahun pacaran.
Bachtiar Yudha Prawira seorang pengusaha muda, tampan dan kaya raya, menyandang gelar seorang pengusaha yang tampan membuat mas yudha diincar banyak wanita-wanita cantik dan kaya raya. Bahkan setelah mas Yudha menikah dengankupun masih ada saja wanita yang terus mengejar cintanya mas Yudha, termasuk Monika.
Tahun pertama dan kedua menikah semua baik-baik saja dan cenderung sangat bahagia, namun memasuki tahun ketiga kehidupanku semakin terusik dengan sikap mama mertua yang terus mengharapkan seorang cucu. Bahkan mama mertua menghalalkan segala cara agar bisa memiliki seorang cucu, termasuk berusaha menghancurkan rumah tanggaku dan menjodohkan mas Yudha dengan Monika.
"Zahra hari ini kamu belanja dan masak yang enak untuk Monika, sebentar lagi dia mau datang kerumah," ucap mama mertua kepadaku.
"Iya ma aku akan masak yang enak, tapi untuk belanjakan ada bik Ayu,"
"Kamu ini manja banget sih disuruh belanja ke pasar aja pakek nyuruh Ayu segala, aku gak mau tau pokoknya kamu belanja dan masak sendiri cepat keburu Monika datang," bentak mama mertua.
"Iya ma"
Akupun bergegas pergi ke pasar, sebelum berangkat akupun memesan gojek agar lebih cepat nyampai ke pasar. Setelah semua terbeli akupun segera pulang dan memasak, bik Ayu berusaha membantuku namun aku tolak secara halus karena mama mertua bisa marah kalau keinginannya tidak sesuai dengan apa yang diperintahkan.
Tak lama kemudian Monikapun datang, kulihat Monikadatang bersama mas Yudha. Aku hanya berusaha baik-baik saja meskipun hatiku cemburu melihat mas Yudha dengan Monika sedekat itu, aku tahu dan aku yakin mas Yudha terpaksa melakukan semua itu karena mama atau Monika yang memasksanya.