Blurb
"Ada uang, teman disayang. Nggak ada uang teman ditendang."
Begitulah motto dalam sirkel pertemanan Pradnya. Selama ini dia hanya menganggap itu candaan, sampai ia membuktikan sendiri bahwa kata-kata itu benar belaka. Teman-temannya benar-benar meninggalkannya ketika dia bangkrut, kehilangan pekerjaan dan dicampakkan oleh sugar daddy yang selama ini menjamin kenyamanan hidupnya.
Terdesak oleh situasi tak menyenangkan itu Pradnya mengambil keputusan ekstrim dalam hidupnya: menjalani pernikahan kontrak dengan seorang duda kaya dan seksi di sebelah rumahnya.