Bersalah Sebelum Bernapas

Temu Sunyi
Chapter #2

Suara yang Tak Lagi Bernyawa

Aku pernah mencoba bersuara. Tapi suaraku terlalu kecil untuk dunia yang sibuk menutup telinga.

Teriakanku tak pernah lebih keras dari tawa pesta mereka yang lahir di atas karpet hangat dan disuapi sejak dini.

Aku hanya bisikan di lorong panjang penjara ini, dan bahkan bisikan itu pun memantul kembali dalam sepi.

Mereka bilang, semua orang berhak berubah.

Tapi siapa yang mau memberiku kesempatan?

Mereka hanya menginginkan aku tetap di sini, di tempat yang bisa mereka tunjuk sambil berkata,

“Itu akibatnya.”

Tak ada yang benar-benar ingin tahu siapa aku. Yang mereka lihat hanya:

b4jingan, pembunuh, penjahat.

Tapi aku manusia.

Lihat selengkapnya