Bersedihlah

Mizan Publishing
Chapter #1

Mukadimah: Mengapa Harus Bersedih?

Fenomena masyarakat perkotaan sekarang ini tak berbeda dengan masyarakat perdesaan. Batas kota dengan desa semakin kabur. Ciri-ciri masyarakat kota dengan desa susah dibedakan. Perkembangan pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi informasi, membuat karakter orang kota dengan orang desa menjadi kian sama.

Lihat saja, budaya pop kian merasuki semua orang. Hiburan menjadi ungkapan yang sering muncul di masyarakat. Mungkin hanya sarana pemuas atau penghiburnya yang berbeda.

Bagi masyarakat perdesaan, dunia hiburan diisi mereka dengan menonton. Televisi yang 30 tahun lalu masih langka dan tak begitu berpengaruh, kini mengubah pola hidup mereka. Petani yang biasanya cekatan pergi ke sawah atau kebun pada pagi hari, kini menjadi kesiangan karena malamnya menonton pertandingan sepak bola yang membuat badan letih.

Kaum perempuan kian akrab dengan bintang-bintang idola televisi. Berita gosip dan infotainment mengakrabkan mereka dengan para artis yang sering muncul di layar kaca. Sedangkan, remajanya menjadi generasi pengekor. Mereka mengikuti pola dan tingkah laku, gaya, serta ucapan dalam dialog di sinetronsinetron. Selain itu, mereka juga lekat dengan gadget. Di angkutan umum atau di mana pun, mereka memainkan smartphone; entah Twitter-an, Facebook-an, atau lainnya.

Bagi orang kota, khususnya kalangan yang berduit, mereka menghabiskan waktu di tempat hiburan. Entah itu hiburan siang atau malam. Batas waktu siang dan malam benar-benar menjadi kian kabur, karena malam sudah sama dengan siang keramaiannya. Aktivitas hidup manusia sudah terbalik. Malam hari yang dijadikan sunnatullah sebagai waktu istirahat justru digunakan beraktivitas. Perbuatan mengubah kodrat alamiah tersebut akan berdampak kerusakan bagi kesehatan badan, pun mengubah tatanan hidup sosial budaya. Jangan heran, jika kemudian tata pergaulan sosial masyarakat menjadi kian semrawut.

Lihat selengkapnya