Bersenyawa

Pitri Nurmalasari
Chapter #3

Chapter 2

Jangan bersembunyi. Berdirilah, angkat kepalamu, dan tunjukkan kepada mereka apa yang kamu dapatkan.

~Di lorong dekat toilet

"Apakah kamu pernah dengar, ada anak seorang anak narapidana yang bersekolah disini lho?!" Ujar dirinya kepada temannya.

"Benarkah??" Tanya dengan serius temannya.

"Ya! Syukurlah kita tidak sekelas dengan dia. Menakutkan sekali tahu!" Ucap perempuan tersebut.

Aku berjalan dan melihat pena seorang perempuan itu terjatuh lalu aku mengambilnya dan mengembalikannya.

"Hei.. permisi! Kalian menjatuhkan ini." Aku memanggil mereka dan mereka menengok kebelakang, akan tetapi mereka berlari menjauh dan minta maaf.

"Kami minta maaf! Kami gak butuh itu!" Sahut salah satu perempuan itu berlari menuju ke kelas.

Aku pernah berfikir, kenapa semua orang selalu minta maaf denganku? apakah karena aku adalah anak seorang narapidana?!

~Toilet wanita

"Apakah benar dia itu menakutkan?" Tanya temannya.

"Mungkin sih! Karena rambutnya yang panjang dan terurai serta poninya yang menutupi matanya, seperti Tante Kun itu! Kalau gak salah Pipit namanya, sepertinya orang tuanya memberikan nama yang tepat!" Ucap sambil mereka tertawa.

Dan dalam toilet aku membuka pintu toilet dan berkata kepada mereka.

"Silahkan, sudah dibuka." Ucapku kepada mereka.

"Maafkan kami!" Ucap mereka sambil berlari meninggalkan toilet.

Maaf ngga memenuhi dugaan kalian, tapi aku bukan Tante Kun dan juga namaku Pipit memiliki banyak artinya.

~Pagi Harinya

Aku berjalan untuk ke sekolah, setiap harinya aku selalu berpikir.

Kenapa semua selalu takut padaku? Padahal aku ingin membuka hatiku untuk semua orang agar lebih mudah.

Hari ini aku akan berusaha!

Saat aku menuju ke sekolah, aku bertemu dengan teman sekelasku dan aku berusaha untuk menyapa mereka.

Lihat selengkapnya