Setelah menerima kabar gembira bahwa saya diterima di TNI, persiapan saya tidak berhenti di situ. Saya tahu bahwa perjalanan saya masih panjang, dan tantangan yang lebih berat menanti di depan. Ujian selanjutnya adalah tahapan seleksi yang akan menentukan kelayakan saya sebagai calon prajurit. Saya merasakan campuran rasa semangat dan ketegangan setiap kali memikirkan ujian-ujian yang harus saya hadapi.
Hari-hari menjelang ujian, saya berlatih lebih keras dari sebelumnya. Saya mengulang setiap latihan fisik, berlari dengan jarak yang lebih jauh, dan meningkatkan kekuatan otot. Selain itu, saya juga mulai mempelajari berbagai aspek mengenai tugas dan tanggung jawab seorang anggota TNI. Saya membaca buku dan mengikuti pelatihan yang diberikan oleh mentor di komunitas kami. Semua persiapan ini sangat penting untuk memastikan saya bisa menjawab setiap ujian dengan baik.
Di antara semua pelatihan dan persiapan, ada satu hal yang terus menghantui pikiran saya: rasa sakit akibat varises. Setiap kali berlatih, kadang-kadang rasa nyeri muncul dan membuat saya kesulitan untuk fokus. Namun, saya berusaha menanggapi rasa sakit itu sebagai bagian dari proses. Saya harus ingat bahwa semua pengorbanan ini adalah untuk masa depan saya.
Pada hari ujian, saya bangun pagi dengan perasaan campur aduk. Saya merasa gugup, tetapi saya tahu ini adalah kesempatan yang telah lama saya tunggu. Saya mengenakan seragam dengan bangga, melihat cermin dan mengingat semua perjuangan yang telah saya lalui. Di dalam hati, saya berdoa meminta kekuatan dan keberanian agar bisa melalui hari ini dengan baik.
Sesampainya di lokasi ujian, suasana sangat tegang. Banyak calon peserta yang terlihat serius, beberapa di antara mereka sudah sangat berpengalaman. Saya merasa sedikit inferior, tetapi saya mencoba menepis pikiran negatif itu. Saya mengingat kata-kata Riko dan Alicia yang selalu mendukung saya: "Berikan yang terbaik, Andhika! Kamu bisa!"