Saat pengumuman penerimaan resmi disampaikan, perasaanku campur aduk antara kebahagiaan dan rasa tidak percaya. Mimpiku akhirnya terwujud. Aku diterima sebagai seorang prajurit TNI, sebuah impian yang selama ini selalu kupendam dengan harapan dan doa. Berbagai tantangan yang pernah kulalui seolah terbayar lunas di hari ini, dan aku tahu bahwa langkah pertama dari perjalanan panjangku telah dimulai.
Aku tidak bisa berhenti tersenyum, dan hatiku dipenuhi rasa syukur yang tak terkira. Dalam keheningan, aku memanjatkan doa kepada Tuhan, berterima kasih atas kesempatan ini. Setiap detik yang kuhabiskan untuk berjuang, setiap peluh dan doa, semuanya kini terasa begitu berarti. Aku merasa sangat diberkati karena Tuhan telah membimbingku melalui jalan ini, mendengar doaku, dan mengabulkan harapan yang selama ini ada dalam hatiku.
Setelah berbagi berita gembira ini, aku bergegas pulang untuk menyampaikan kabar kepada orang tuaku. Ketika aku memasuki rumah, suasana terasa hangat. Ibu sedang menyiapkan makan malam, sementara ayah duduk di ruang tamu, membaca koran. Begitu aku mengucapkan bahwa aku diterima sebagai prajurit TNI, wajah mereka berubah dari keheranan menjadi kebanggaan yang mendalam. Mereka berdiri, lalu merangkulku erat. “Kami selalu percaya padamu, Nak,” kata ayah dengan suara bergetar.
Melihat ekspresi wajah mereka, aku tahu bahwa segala pengorbanan yang mereka lakukan selama ini tidak sia-sia. Aku sangat berterima kasih kepada mereka atas dukungan, nasihat, dan kasih sayang yang tak pernah berkurang, bahkan ketika aku berada dalam masa-masa sulit. Saat malam tiba, kami berkumpul di meja makan, merayakan keberhasilanku dengan hidangan favoritku. Suasana penuh canda tawa menghangatkan hati kami, mengingatkan betapa pentingnya kebersamaan dalam setiap langkah perjalanan hidup.