Walaupun aku telah diterima sebagai prajurit TNI, aku kembali merenungi perjalanan panjang yang telah kulewati. Sejak masa kecil yang penuh keterbatasan, setiap langkah yang kulalui terasa seperti perjuangan yang tidak mudah. Aku ingat betul bagaimana rasanya berjalan jauh ke sekolah dengan sepatu yang sudah usang, bagaimana aku harus bangun pagi-pagi dan menyiapkan segalanya sendiri. Namun, dari semua itu, aku belajar bahwa hidup adalah tentang bertahan dan berjuang—dua hal yang kini menemaniku dalam setiap langkah sebagai seorang prajurit.
Aku mengenakan seragam ini bukan hanya sebagai simbol pencapaian, tetapi sebagai lambang dari segala usaha yang telah kulalui. Setiap tantangan, baik kecil maupun besar, telah membentukku menjadi seseorang yang lebih kuat dan tangguh. Aku sadar, tanpa kerja keras, kegigihan, dan keteguhan hati, mungkin aku tidak akan sampai ke titik ini. Kini, di dalam diriku, tertanam keyakinan bahwa tak ada yang lebih berharga selain pencapaian yang diperoleh dari usaha yang sungguh-sungguh.
Masa kecilku yang penuh keterbatasan dan tantangan selalu menjadi kenangan yang aku simpan baik-baik dalam hati. Dulu, aku sering bertanya pada diri sendiri, mengapa hidup terasa begitu berat? Mengapa aku harus berjalan jauh untuk menuntut ilmu sementara anak-anak lain bisa pergi ke sekolah dengan mudah? Namun kini, aku melihat masa-masa itu sebagai latihan yang mempersiapkanku untuk perjalanan yang lebih berat ke depan. Jarak yang harus kutempuh setiap hari untuk sampai ke sekolah adalah latihan awal yang menguatkan tekad dan mental. Rasa lelah yang sering menyertai langkahku dulu justru menjadi pengingat bahwa ketekunan adalah kunci dari setiap pencapaian besar.
Tak hanya tentang jarak yang harus kutempuh, tetapi juga tentang bagaimana aku berjuang menghadapi berbagai rintangan di usia yang masih muda. Aku teringat bagaimana aku seringkali menjadi sasaran bully di sekolah. Perasaan kesepian dan ketidakberdayaan yang menghampiri saat itu begitu menyakitkan, tapi juga mengajarkanku untuk bertahan dalam keadaan apa pun. Aku belajar untuk tidak menyerah meskipun situasi terasa sulit, dan menatap ke depan meskipun hati terasa berat. Perlahan-lahan, aku memahami bahwa dunia tak akan selalu bersikap adil, tapi aku punya pilihan untuk menjadi lebih kuat dan tak mudah dikalahkan.