Beberapa bulan telah berlalu sejak aku resmi menjadi prajurit TNI. Dalam rentang waktu itu, aku mengalami banyak perubahan, baik fisik maupun mental. Kehidupan di lingkungan militer ini penuh dengan tantangan yang kadang membuatku merasa seolah-olah berada di ujung batas kemampuanku, tetapi juga memberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Setiap hari, aku semakin memahami arti disiplin, tanggung jawab, dan kebersamaan. Dalam perjalanan ini, semangatku tetap hidup, berakar dari kenangan dan janji kepada nenekku.
Nenek adalah sumber inspirasiku. Setiap kali aku mengenakan seragam, aku teringat pada senyumnya yang hangat dan kata-katanya yang selalu membangkitkan semangatku. "Dika, kamu adalah cucu yang kuat. Jangan pernah takut untuk berjuang," katanya dengan tegas, seolah-olah menanamkan keberanian dalam diriku. Kata-kata itu membimbingku, membuatku tetap teguh dalam menghadapi segala kesulitan, bahkan saat dunia terasa sangat berat.
Dalam beberapa bulan ini, aku telah menjalani banyak misi dan latihan yang menguji fisik dan mentalku. Ada momen ketika aku merasa lelah dan ingin menyerah, saat rasa putus asa menggerogoti hatiku seperti parasit. Namun, setiap kali rasa putus asa datang, aku hanya perlu mengingat kembali betapa besar harapan nenek padaku. Dengan setiap kenangan tentangnya, aku bertekad untuk tidak mengecewakannya.
Suatu hari, saat kami sedang melakukan latihan fisik, pelatih kami memberikan tantangan yang sangat berat. Kami harus berlari sejauh 10 kilometer sambil membawa beban di punggung. Rintangan ini sangat melelahkan, dan aku bisa melihat kelelahan di wajah teman-temanku. Beberapa dari mereka mulai menyerah, terlihat ragu-ragu dan goyah. Namun, di tengah perjuangan ini, aku teringat akan kenangan indah bersamaku nenek. Bagaimana ia selalu mendukungku dalam setiap langkahku, betapa dia berjuang untuk memberi hidup yang lebih baik untukku, dan betapa aku ingin membuatnya bangga.