Setelah penantian yang panjang, akhirnya Alicia mengaku mencintaiku. Rasa bahagia menggelora di hatiku, seperti api yang menyala di tengah malam yang gelap. Aku merasa seperti seorang prajurit yang baru saja memenangkan pertempuran terberat dalam hidupnya. Setiap kata yang terucap dari mulutnya seolah menjadi mantra penyemangat yang membangkitkan semangatku dalam menjalani tugas-tugas di TNI.
Hari-hari di markas kini terasa berbeda. Setiap kali aku berangkat menjalankan tugas, semangatku selalu membara. Rasa cinta yang tumbuh di antara kami memberikan arti baru bagi setiap langkah yang kuambil. Bahkan ketika kami berada di tengah latihan fisik yang melelahkan, gambaran wajah Alicia selalu hadir dalam pikiranku. Dia adalah sumber inspirasi dan kekuatan yang tidak pernah kutemui sebelumnya.
Setiap pagi, sebelum berangkat, aku selalu mengirim pesan singkat padanya. "Semangat menjalani hari, Alicia! Ingat, kita akan bersama melewati semuanya." Pesan-pesan itu selalu membuatku merasa lebih dekat dengan dirinya, seolah jarak fisik tidak bisa memisahkan hati kami. Setiap kali menerima balasan darinya, hatiku melompat kegirangan. "Semangat juga, Andhika! Aku percaya kamu bisa melakukan apa pun!" Pesan-pesan itu selalu memberikan semangat lebih saat aku menjalani tugas yang berat.
Namun, di tengah kebahagiaan ini, aku tidak bisa mengabaikan tugas yang harus kujalani. Sebagai prajurit TNI, tanggung jawabku adalah melindungi negara dan menjalankan misi yang diberikan. Kami dilatih untuk siap menghadapi berbagai situasi, dan kami tahu bahwa tidak semua misi berjalan mulus. Kedisiplinan dan ketangguhan adalah hal yang paling penting.
Suatu hari, kami mendapatkan briefing tentang latihan lapangan yang akan dilaksanakan selama seminggu penuh. Latihan ini cukup berat dan memerlukan fokus serta kekuatan fisik yang ekstra. Komandan kami menjelaskan bahwa latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kami dalam taktik tempur dan kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat. Semua prajurit di lapangan terlihat bersemangat, meski ada sedikit ketegangan yang terasa di udara.
Saat latihan dimulai, semua prajurit dibagi menjadi beberapa regu. Aku bersama teman-teman seangkatanku bersiap untuk menjalani serangkaian tantangan yang ada. Pelatihan fisik intensif, navigasi di alam bebas, dan taktik serangan adalah beberapa dari banyak hal yang harus kami kuasai. Suasana di lapangan selalu penuh semangat, namun juga memunculkan rasa lelah yang tak tertahankan.
Di tengah latihan, aku terus memikirkan Alicia. Setiap kali pelatih memanggil kami untuk berkumpul, aku mencoba membayangkan wajahnya. Rasa cintaku padanya membuatku merasa bersemangat untuk melanjutkan latihan, meskipun fisik dan mentalku diuji. "Ayo, Andhika! Jangan kalah semangat!" teriakku dalam hati. Setiap peluh yang mengucur dari tubuhku adalah pengorbanan untuk masa depan yang lebih baik, dan aku ingin berbagi masa depan itu bersamanya.