Bertahan di tengah langkah

Andhika Tulus Pratama
Chapter #34

Bab 34: Langkah Baru Pasca Operasi

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Kakek baru saja selesai menjalani operasi yang sangat dinanti-nanti. Suasana di rumah sakit begitu tegang ketika kami menunggu di ruang tunggu. Kami semua tidak bisa menahan rasa cemas, tetapi di sisi lain, harapan kami semakin membara seiring dengan informasi yang kami terima dari dokter.


Ketika dokter keluar dari ruang operasi, wajahnya tampak tenang. Semua mata tertuju padanya, dan saat dia memberikan senyuman kecil, hatiku bergetar. "Operasi berjalan lancar. Kakek akan membutuhkan waktu untuk pulih, tetapi kami optimis dia akan segera membaik," ucap dokter. Mendengar kabar itu, kami semua menghela napas lega, seolah beban berat yang kami pikul akhirnya terangkat.


Kami segera diizinkan untuk menjenguk kakek. Ketika aku masuk ke ruangan perawatan, hatiku dipenuhi rasa syukur melihat kakek terbaring di ranjang dengan selang infus terpasang di tangan kanannya. Meskipun wajahnya tampak lemah, ada cahaya harapan yang terpancar dari matanya saat ia melihat kami. "Kakek, bagaimana rasanya?" tanyaku dengan lembut.


"Alhamdulillah, nak. Kakek merasa baik-baik saja," jawabnya dengan suara pelan, tetapi ada senyum kecil di wajahnya. Senyum itu memberi kekuatan dan keyakinan bahwa kakek akan bisa melewati semua ini. Aku mendekat dan menggenggam tangannya. "Kami semua di sini untukmu, kakek. Kita akan melalui ini bersama-sama."


Hari-hari pertama pascaoperasi terasa penuh tantangan, tetapi kami semua bersatu untuk memberikan dukungan terbaik bagi kakek. Kami bergantian menjaganya di rumah sakit, memastikan bahwa ia tidak merasa kesepian. Setiap kali kakek terbangun, kami selalu siap dengan senyuman dan cerita-cerita yang menghibur.


Perawat sering datang untuk memeriksa kondisi kakek. Mereka selalu berbicara dengan lembut dan memberikan perawatan yang penuh perhatian. Melihat kakek mendapat perawatan yang baik membuatku merasa tenang. "Kakek, apa yang ingin kau makan?" tanyaku setiap kali perawat meninggalkan ruangan. Kakek terkadang hanya tersenyum dan menjawab, "Kakek hanya butuh kehadiran kalian."


Setelah beberapa hari, kondisi kakek mulai menunjukkan perbaikan. Dokter memutuskan untuk memindahkannya dari ruang perawatan intensif ke ruang perawatan biasa. Ini adalah langkah kecil tetapi sangat berarti bagi kami. "Kakek, kita harus merayakannya!" seruku dengan semangat. Kakek hanya tertawa kecil dan berkata, "Tapi kakek belum bisa makan enak seperti dulu."


Lihat selengkapnya