BERTAUT

Firda Aini
Chapter #5

Rencana

Seperti hari-hari biasanya, ketika tidak ada jadwal untuk kuliah. Anaya hanya menghabiskan waktu berada di kamar, menonton film yang sedang hits di sosial media, membaca novel kesukaannya, dan bermain handphone hanya untuk sekedar memberi kabar kepada temannya.

Semenjak dirinya pindah, tidak banyak tempat yang bisa Anaya kunjungi. Karena keterbasan waktu, dan rasa malas untuk keluar nya itu membuat dirinya lebih betah di kamar dibandingkan untuk keluar. Sesekali dirinya pernah berkeliling untuk mencari tempat yang membuatnya nyaman, tetapi hujan lebih dulu menghalangi jalan nya. Alhasil, niat nya hanya menjadi rencana belaka.

Ketika rasa bosan mulai menghampiri nya, Anaya bangkit dari kasur dan bergegas untuk keluar. Diruang tengah, ia melihat ayahnya sedang duduk menonton televisi sembari memakan cemilan.

"Ayah kapan pulang? kok ga ngabarin Ana?" ucap gadis itu sembari menghampiri ayah nya yang kini menyambut putrinya kedalam pelukan. Ayah nya jarang sekali untuk pulang, karena dinas yang diberikan selalu jauh dari rumah. Hanya ada bibi yang selalu menemani Anaya dirumah.

"Kejutan buat putri ayah yang cantik ini. Lagian kamu seharian di kamer mulu, sekali-kali main sama temen-temen mu itu loh." ucap ayah dengan raut muka yang sedikit kesal. Anaya yang mendengarnya hanya dapat ketawa lepas. Tidak sekali maupun dua kali ayahnya ini menyuruh dirinya untuk main keluar.

"Ayah kaya gatau aku aja gimana, aku males keluar. Kalaupun emang mau main, mending mereka aja yang dateng kerumah Ana." ucap Anaya dengan jelas yang membuat ayah hanya menggeleng pasrah.

"Daripada kamu yang selalu begini, mending kamu ikut ayah ke dinas selanjutnya." Anaya yang sedang memakan cemilan itupun seketika keselak. Gila saja ayahnya ini, dinas yang selalu di tempatinya selalu jauh dan bisa-bisanya ayahnya ini mengajak dirinya? bisa-bisa nilai kuliahnya turun di semester ini.

"Ya kali yah, kuliah ku gimana nati." balas Anaya seadanya

"Kuliahmu lagi banyak kosong nya, bisa juga kan lewat virtual? kamu disana tuh bukan sekedar nemenin ayah aja. Disana sekalian kamu cari referensi lukisan-lukisan mu itu. Kamu udah tau belum ayah ditempatkan dimana setelah ini? kalau tau juga gaakan bisa nolak kamu." ucap ayah sembari melipatkan tangannya ke dada.

Anaya yang mendapatkan todongan pertanyaan tersebut sontak merasa penasaran. Apakah tempat selanjutnya menyenangkan? sehingga ayah dengan pede nya mengatakan seperti itu. Biasanya, Anaya tidak pernah tertarik dengan tempat dinas ayahnya ini. Tetapi kali ini dirinya tertarik dengan tempat dinas selanjutnya yang akan ditempatkan oleh ayahnya.

"Korea?"

"Ngelantur kamu." jawab ayah yang membuat Anaya tertawa terbahak-bahak.

"Lagian ayah setengah-setengah ngomongnya. Emang kali ini kemana? biasanya ayah dinas di daerah pelosok."

Lihat selengkapnya