Hujan turun dengan derasnya, membasahi jalanan yang sudah mulai tergenang air. Suara gemuruh petir dan desiran angin mengiringi setiap tetesan yang jatuh, menciptakan suasana yang tenang dan ketegangan yang bercampur menjadi satu. Di luar minimarket, Anaya berdiri di dekat pintu otomatis, matanya terfokus pada langit yang tidak ada tanda-tanda hujan akan berhenti dalam waktu dekat. Jaket tipis yang ia kenakan sudah tak mampu menghalau dingin, membuatnya merapatkan tangan di depan dada. Rambutnya yang sedikit lembap terikat, beberapa helai menempel di pipinya yang sudah mulai pucat. Tas belanja ditangannya kini terasa ringan, setengah basah karena terkena cipratan hujan.
"Aduh, gimana pulangnya nih?" monolog Anaya.
Dari tempatnya berdiri, nampak jalanan yang ada di depan sana tidak ada sama sekali angkutan umum yang berlalu lalang. Sejak tadi, mata Anaya bergerak tidak tenang. Bagaimana jika hujan tidak berhenti sampai malam nanti?
"Kenapa bisa habis sih." Suara itu terdengar bersamaan dengan suara pintu minimarket yang terbuka. Laki-laki itu baru saja keluar dari dalam dengan muka kesalnya. Anaya menoleh, menatap laki-laki yang kini berdiri di sebelahnya.
"Asistennya Pak Bambang?" tanya Anaya frontal. Laki-laki yang merasa dirinya sedang dipanggil pun menoleh kearah suara itu. Tampak terlihat perempuan kecil yang sudah pucat kedinginan sedang menatap dirinya dengan ekspresi wajah yang kaget.
Anaya yang melihat laki-laki di hadapannya menatap dengan heran pun langsung berinisiatif untuk menyulurkan tangan seperti orang yang akan berkenalan.
"Aku Anaya, mahasiswa Pak Bambang."
Baskara menatap Anaya dengan alis sedikit terangkat, namun ia tetap menyambut tangan perempuan itu dengan tegas.
"Baskara."
Anaya mengangguk sambil tersenyum. Interaksi itu tak bertahan lama, mereka berdua kembali terdiam sembari melihat hujan yang tak kunjung reda. Sejenak Anaya menautkan tangannya untuk menghangatkan tubuhnya yang semakin dingin. Baju nya sudah hampir basah kuyup karena cipratan air hujan di depannya. Rasa ingin pulang nya semakin menggebu, tapi sialnya ia tak membawa motor, ingin memesan ojek online pun ia tak bisa, karena handphone nya ditinggal begitu saja dirumah. Sungguh sangat sial sekali hidup Anaya hari ini.
"Pake jaketnya," ucap Baskara sembari memberikan jaket nya. Anaya yang mendapatkan perlakuan seperti itu secara tiba-tiba tampak terkejut dan tak percaya.
"Badan lo udah menggigil." lanjut Baskara.
Anaya menerima jaket itu dengan gugup. Mata mereka bertemu satu sama lain, tanpa ragu-ragu Anaya tersenyum tipis, menggantikan ucapan terimakasih yang tidak dapat terucap. Baskara memutuskan tatapan itu, rasanya sangat aneh ketika melihat mata perempuan yang ada di sampingnya.