Aku tidak terpikir akan mengenal namanya dan bahkan tidak akan terpikir akan bertemu lagi dengannya serta satu sekolah dengannya. Ini bukan definisi dunia memang sempit, bukan, justru ini definisi dunia luas. Tahier membawa dunia baru dalam hidupku. Itu yang dapat kusampaikan ketika aku mulai mengenalnya lebih dekat. Tahier tidak seburuk seperti apa yang aku bayangkan. Pada awal pertemuan kami, banyak rasa kesal dalam diriku ketika melihatnya. Dengan berjalannya waktu, aku dapat melihat sosok Tahier. Dia bukan lagi sosok yang membangunkan rasa kesalku. Bukan.
“Saya kenal Mbak,” ujarnya sambil berjalan di sebelahku. “Di dalam mimpi. Kamu ada di mimpi saya.” Dia melepaskan tanganku dari gandengannya.
“Saya nggak kenal kamu.”
“Kan, tadi udah kenalan.” Aku hanya diam. “Maaf kalau saya lancang narik Mbaknya.”
“Nggak usah panggil Mbak. Nama saya Alisha.” Sialan, kenapa aku dengan mudahnya memperkenalkan diri.
“Waw, saya pikir untuk tahu nama kamu butuh waktu yang panjang. Kayak… saya pikir kamu orang yang sulit dideketin lho….”
“Langsung aja deh? Ngapain ngajak saya ke sini.” Warung Bu Yati tulisannya. Tempatnya masih di lingkungan sekolah, ini mungkin kantin. Bukan kantin utama karena ini adalah satu-satunya warung yang berada jauh dari pandangan mata. Tempatnya sepi, jelas karena keberadannya ada di belakang sekali, tidak seperti warung lain yang berderet yang letaknya di sebelah lapangan dan banyak sekali kursi dan meja tersedia. Sementara Warung Bu Yati ini hanya ada satu bangku panjang. “Kamu mau aneh-aneh ya sama saya?!”
“LHO?!”
“Ih gila ya!”
“Saya nggak ada maksud buruk. Saya cuma mau nunjukin warung ini ke kamu. Sebelum kamu berkenalan sama lingkungan sekolah ini, kamu harus kenalan dulu sama saya dan sama Warung Bu Yati ini.”
Apa hubungannya harus berkenalan dengan dia dulu. Siapa dia memang? Senior di sekolah ini? Jelas kami satu angkatan. Anak pemilik sekolah? Jelas bukan. Anak pemilik sekolah ini bahkan sudah memiliki anak lagi. Cucu pemilik sekolah? Bukan juga, seingatku cucu pemilik sekolah ini bersekolah di London. Sok ingin dikenal sekali laki-laki ini.