Bicara memang tidak semudah berjuang. Eh kebalik ya :V
~Lailil Qamariyah~
“Assalamualaikum ” Lili memecahkan keheningan ruangan dengan suaranya yang cempreng.
“Waalaikum salam Lili, saya duluan ya” balas salam dari seorang gadis.
Zulaikha Maria Akbar. Gadis ini seperti bidadari dunia. Kecantikan wajahnya sesuai dengan proporsi. Matanya lentik, hidungnya keturunan keluarga arab, bibirnya sangat menggoda ditambah ada tahi lalat kecil di bawah bibirnya yang memuat kesan manisnya. Dengan kepribadiannya yang baik, disiplin dan patuh membuatnya jadi teladan disini.
“Lili?” sapa seseorang, ekspresi wajahnya terkejut. Ia melihat jam tangannya “Padahal ada waktu sepuluh menit untuk terlambat”
Kata-katanya menjurus pada sindiran, itulah kepribadianya ia bicara terang-terangan pada siapapun. Isabella, Nama yang cukup sederhana sesuai dengan kepribadiannya. Rok selutut dengan kemeja putih yang di lipat bagian ujungnya. Kalung salib menggantung di lehernya. Walau ia berbeda agama. Tapi kami saling menghargai satu sama lain.
“Telat gak telat selalu aja salah” Lili memasang wajah cemberut. Isa terkekeh kemudian mencubit pipinya
“Ihhh pipi Lili kan tirus, nanti jadi gak mau makan dong” Isa hanya tersenyum.
Lili marah seperti anak kecil, ia beranjak pergi menuju ruangannya. Lili satu ruangan dengan Maria, namun tidak dengan Isa. Lili berpapasan dengan seseorang yang terburu-buru.
“Assalamualaikum Mbak Linda” sapanya dengan senyum ceria
“Waalaikum salam ” ia melewati Lili.
Lili berjalan mundur seperti udang, kemudian menyelaraskan langkahnya. Dia sepertinya tidak menghiraukan Lili yang melangkah mundur.
“Mbak Linda lagi sibuk ya, ada yang mau Lili bantu?”
“Gak usah”
“Oh oke”
Linda semakin mempercepat jalannya. Lili berhenti berjalan mundur. Baru beberapa langkah maju, seseorang memanggilnya
“Lili”
“Yah mbak?” Lili menoleh dengan cepat kemudian menghampirinya.
“Ini saya minta tolong taruh ini di mejanya Pak Aidan ya, saya ada keperluan lain. Terima kasih bantuannya”
Begitu memberikan dokumen ia langsung pergi. Begitulah mbak linda selalu sibuk setiap saat, menjadi seorang asisten yang handal, menjadi seorang istri yang patuh, dan menjadi seorang ibu yang perhatian. Di umurnya yang 28 tahun ia sudah menjadi wanita hebat.
“Oke tadi mbak linda cuma nyuruh naruh di meja Pak Aidan” Lili segera fokus pada tugas yang diberikan mbak linda